Jumat, 20 April 2012
sistem perekonomian abad pertengahan "Romawi"
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Abad
pertengahan yang terjadi di Eropa pada abad 11,12,13
SM. Merupakan periode
sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran
Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya
monarkhi-monakhi nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan
humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada
Tahun 1517.
Abad
pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin
disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan pernyataan kepada abad pertengahan sebagai periode buram
sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga
menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung
membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad
pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada
masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia,
termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di
zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang megalihkan
perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa
dilanda Zaman Kelam(Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud
"Zaman Kelam" ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran
intelek dan kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, tempoh
zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi
dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
"Gelap" juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat
Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama. Gereja Kristiani yang
sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat
serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk
menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum
cendekiawan yang terdiri dari pada ahli-ahli sains berasa mereka ditekan dan
dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak, dan timbul ancaman, siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera, malah ada yang dibunuh
Pada masa ini
pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan
pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh pemerintahan Islam dari timur tengah.
Seorang ksatria (crusade) harus
selalu bersedia membela keyakinannya setiap kali terjadi pertempuran dalam
perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian menjadi di bawah pengaruh
keagamaan.
Adapun Negara-negara yang termasuk
kedalam kawasan Eropa antara lain Albania, Andorra, Austria, Belanda, Belarus, Belgia, Bosnia, Herzegovina, Britania Raya, Bulgaria, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Irlandia, Islandia, Italia, Jerman, Kroasia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Macedonia, Malta, Moldova, Monako, Montenegro, Norwegia, Perancis, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, San Marino, Serbia, Siprus, Slovenia, Slowakia, Spanyol, Swedia, Swiss, Ukraina, Vatikan, Yunani.
Pada makalah
ini akan membahas tentang keadaan perekonomian diwilayah Eropa pada abad
pertengahan yang lebih spesifiknya lagi membahas tentang perekonomian pada
salah satu negara bagian Eropa yaitu Romawi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas
pada bagian pembahasan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan Geografis Romawi?
2. Bagaimana Perkembangan Gereja di
Romawi?
3. Bagaimana
Sistem Perekonomian Romawi pada abad pertengahan?
4. Apa
Dampak Perang Salib bagi ekonomi Eropa?
5. Bagaimana
Hubungan Perdagangan Romawi dengan
Negara kawasan Asia dan Eropa lainnya?
1.3 Batasan Masalah
1. keadaan Geografis Romawi
2. Perkembangan Gereja
3. Sistem
Perekonomian Abad Pertengahan
4. Peristiwa Perang salib bagi kehidupan
ekonomi Romawi
5. Hubungan dalam Bidang perekonomiaan
Romawi
BAB II
PEMBAHASAN
. 2.1 Keadaan Geografis Romawi
Induk
kerajaan Romawi ialah italia sekarang yang menempati jazirah apenina, bersama
pulau sisilia jazirah. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus
yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan
bagian timur.
Kondisi alam
Romawi ( Italia ) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang
ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari
serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang
menghubungi daerahnya dengan Eropa tengah.
Tanah di
sepanjang jazirah apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri yunani.
Tepi pantainya berhutan lebat dan perumputan untuk ternak sejak zaman kuno.
Sungai tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota
Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban
bangsa latin.
Di
bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai
pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik
untuk pendaratan kapal-kapal layar di zaman kuno. Lemboh po yang ada di timur laut negeri pun
memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai barat yunani.
Dari uraian sifat-sifat
geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari
zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa-bangsa yang berasal dari
Eropa tengah dan pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil.
Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai
bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria, Latin dan Samnite yang
kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu
orang-orang Kartago dan Yunani yang mendirikan koloninya di
Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tumbuhan yang hijau sepanjang tahun
menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.
Orang Romawi
senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang
megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya
terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief,
maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang
menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung besar untuk balai
pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater,
amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk
persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain
bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi
jazirah apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya bukan
jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan
strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara
orang romawi dengan orang yunani tidak keinginan bagi orang Romawi terhadap
perniagaan laut di karenakan jalur ke eropa tengah sangat terbuka lebar
ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu.
Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan
hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago
dan yunani yang menyerang dari laut.
Kesadaran
itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain.
Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah
ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah. Di dalam wilayah yunani, perperangan antar polis
marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja
Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah
mendamaikan pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad
ke-2 SM.
Sambil
berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal yang
dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti
penerapan sistem polis di roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di yunani
yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad
setelah penaklukan yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di
wilayah jajahannya yang ada di Eropa.
Wilayah
Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah campania yang
memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih
banyak tinggal diperdalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan
mereka terhadap dunia pelayaran sebelum kedatangan bangsa Yunani dan Kartago.
Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan
aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah
lebih dari cukup untuk penhidupan pada masa itu.
2.2
Perkembangan Gereja
Masuknya
agama Nasrani di Romawi yang Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak
mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi
kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau disebut polytheisme sedangkan
agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme tetapi pada perkembangan
selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup pesat pada golongan
masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga memulai
memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari kekacauan yang
terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan untuk memilih agama
yang lebih baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan
hidup. Masyarakat Romawi sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah
karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu
menyelesaikan persoalan mereka.
Pada awal
abad 4 M, Kaisar Roma yang bernama Konstatin memeluk agama nasrani dan
melegalkan masyarakatnya untuk menganut agama nasrani. Dia melakukan hal itu
karena saat bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan (dengan tanda
ini engkau akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin bahwa agama nasrani adalah
agama yang benar. Pada saat itulah agama nasrani berkembang pesat tetapi sudah
kehilangan bentuk aslinya.
Kini justru
Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut. Pengaruh tersebut adalah adanya
suatu organisasi yang memicu munculnya susunan organisasi gereja, dengan posisi
tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara tersendiri, dengan
istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala kekuasaan dalam
gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus menjadi pemimpin tertinggi
gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian saja tetapi juga sudah
lebih ke politik.
Suatu jemaat
nasrani mengangkat seorang presbyter(biskop). Kemudian untuk kota diangkat
seorang patriarch sehingga pada 400 M patriarch-patrioarch tersebut mengakui
kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap Paus, sementara imam-imam gereja dalam
suatu muktamar gereja menetapkan ajaran agama nasrani hingga kepada hal-hal
yang kecil dan khusus.
Pada
perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja yang kokoh dengan Roma
sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada Paus dibawahnya dan ada
kardinal, kemudian biskop pertama (aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur
dan (apellon) masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada diatasnya.
Dalam organisasi gereja tersebut terlihat benar tradisi pemerintahan Romawi
sebagai pengaruhnya. Dengan telah berkembangnya kekuasaan gereja ini lah, maka
banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan karena gereja merasa memiliki
kekuasaan yang besar maka gereja mengatur kehidupan manusia yang semua kegiatan
manusia harus didasarkan pada agama maka disinilah timbul mental inactivity
kelesuan dalam beraktivitas yang dikarenakan semuanya yang harus didasarkan
pada agama sehingga inilah yang di sebut sebagai abad pertengahan eropa atau
abad kegelapan di eropa.
2.3
Sistem Perekonomian abad pertengahan
A. Feodalisme
Sistem Feodalisme merupakan suatu sistem
dalam masyarakat saat itu terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa tuan
tanah dan kelas pekerja yakni para budak belian.
Pada abad petengahan di eropa yakni
yang dimulai dengan runtuhnya Romawi dan berakhir pada masa renaisanse abad
ke-14, sekitar abad ke-3 Romawi pecah menjadi dua wilayah yakni Romawi barat
dan Romawi Timur, waktu-waktu tersebut merupakan permulaan munculnya
perekonomian yang biasanya kita sebut sistem feodalisme.
Beberapa faktor yang memunculkan
perekonomian tersebut antara lain: hancurnya organisasi politik secara
besar-besaran, pertempuran di eropa yang menyebabkan jatuhnya Romawi, hukum dan
tata tertib hilang digantikan dengan peraturan Negara-negara kecil.
Permasalahan yang muncul ialah untuk
menunjukkan luasnya konsekuensi-konsekuensi yang timbul sebagai akibat
kehancuran politik. Karena keamanan dikuasai oleh penguasa-penguasa setempat, membawa
barang dagangan menjadi sangat sulit dan penghidupan yang mewah di kota-kota
menjadi tidak karuan. Dengan tidak adanya kesatuan mata uang dan hukum, maka
pedagang disana tidak dapat lagi berdagang dengan pedagang Roma, sehingga
jaringan hubungan ekonomi yang dulunya sudah ada menjadi berantakan. Kematian
penduduk desa akibat penyakit dan peperangan, orang terpaksa beralih kepada
bentuk organisasi yang paling depensif, yaitu suatu organisasi yang bertujuan
untuk mempertahankan hidup dengan melengkapi sendiri segala kebutuhan hidupnya.
Suatu tantangan lain timbul, yaitu keharusan untuk mengecilkan organisasi
masyarakat yang ada sampai luas dan sekecil mungkin. Ini yang dinamakan
penghidupan ekonomi tertutup dimana mampu bertahan selam berabad-abad.
B.Manor
Keharusan untuk mencukupi semua
kebutuhan hidup menyebabkan timbulnya suatu organisasi yang baru, yaitu
pertanian bangsawan atau manorial estate, selanjutnya disebut manor. Manor
meliputi sebidang tanah yang luas milik seorang bangsawan atau gereja. Manor
merupakan suatu kesatuan sosial dan politik, dimana pemilik manor bukan hanya
menjadi tuan tanah, tapi juga sebagai penguasa, pelindung, hakim dan kepala
kepolisian. Walaupun bangsawa ini termasuk dalam suatu hirarki yang besar,
dimana dia menjadi hamba dari bangsawan yang lebih tinggi, tapi dalam
batas-batas manornya dia merupakan tuan tanah. Dia adalah pemillik dan penguasa
yang tak diragukan lagi oleh orang-orang dan budak-budak yang hidup di
manornya. Orang yang hidup diatas tanahnya dianggap oleh tuan tanah sebagai
miliknya sebgaimana halnya rumah, tanah dan tanaman. Disekililing rumah
bangsawan terdapat lading rakyat yang telah dibagi-bagikan luasnya (satu) 1
atau (satu setengah) 1 ½ setengah hektar. ½ atau lebih dari hasil lading ini
menjadi milik tuan tanah, sedangkan sisanya untuk orang yang menggarapnya yang
terdiri dari orang merdeka dan budak belian.
Disini terjadi ketimpangan antara budak belian dan
tuan tanah.
Orang merdeka atau dalam kalangan apapun seseorang dilahirkan, orang yang merdeka yang memiliki sendiri tanahnya tak dapat menjualnya pada tuan tanah yang lain. Pemilikannya sebenarnya berarti bahwa dia tidak dapat diusir dari tanahnya, kecuali dalam keadaan darurat. Orang yang lebih rendah dari budak tidak mempunyai hak ini. Seorang budak belian terikat pada tanah yang dikerjakannya, tanpa ijin dan keterangan yang kuat, dia tidak akan diijinkan untuk meniggalkan baik masih dalam batas-batas manor tuannya maupun pada manor bangsawan lainnya. Berdasarkan statusnya timbul serentetan kewajiban-kewajiban yang menjadi dasar dari organisasi ekonomi manor. Kewajiban-kewajiban ini dapat berupa keharusan bekerja untuk tuan tanah dan lain sebagainya. Kewajiban ini berbeda-beda antara manor yang satu dengan manor lainnya, pada tempat-tempat tertentu mereka harus bekerja lima hari dalam seminggu untuk tuan tanahnya, sehingga tanahnya sendiri dikerjakan oleh keluarganya (anak dan istrinya). Dan akhirnya budak belian juga harus membayar beberapa macam pajak, seperti pajak kepala, pungutan kematian, pajak kawin atau iuran untuk pemakaian pabrik atau tungku. Jika budak belian memberikan tenaganya untuk tuan tanah, maka sebagai imbalannya si tuan tanah memberikan sesuatu yang tadak dapat diusahakan sendiri oleh sang budak. Yang utama yaitu menjamin keamanan fisik.
Orang merdeka atau dalam kalangan apapun seseorang dilahirkan, orang yang merdeka yang memiliki sendiri tanahnya tak dapat menjualnya pada tuan tanah yang lain. Pemilikannya sebenarnya berarti bahwa dia tidak dapat diusir dari tanahnya, kecuali dalam keadaan darurat. Orang yang lebih rendah dari budak tidak mempunyai hak ini. Seorang budak belian terikat pada tanah yang dikerjakannya, tanpa ijin dan keterangan yang kuat, dia tidak akan diijinkan untuk meniggalkan baik masih dalam batas-batas manor tuannya maupun pada manor bangsawan lainnya. Berdasarkan statusnya timbul serentetan kewajiban-kewajiban yang menjadi dasar dari organisasi ekonomi manor. Kewajiban-kewajiban ini dapat berupa keharusan bekerja untuk tuan tanah dan lain sebagainya. Kewajiban ini berbeda-beda antara manor yang satu dengan manor lainnya, pada tempat-tempat tertentu mereka harus bekerja lima hari dalam seminggu untuk tuan tanahnya, sehingga tanahnya sendiri dikerjakan oleh keluarganya (anak dan istrinya). Dan akhirnya budak belian juga harus membayar beberapa macam pajak, seperti pajak kepala, pungutan kematian, pajak kawin atau iuran untuk pemakaian pabrik atau tungku. Jika budak belian memberikan tenaganya untuk tuan tanah, maka sebagai imbalannya si tuan tanah memberikan sesuatu yang tadak dapat diusahakan sendiri oleh sang budak. Yang utama yaitu menjamin keamanan fisik.
Petani merupakan sasaran utama para perampok atau
musuh, mereka tidak berdaya kalau ditangkapi dan tidak mampu melindungi miliknya
terhadap perampokan. Dari hal itu mereka butuh perlindungan dan tidak heran
meskipun budak merdeka memberikan pengabdiannya pada tuan tanah. Dan sebagai
imbalan pengabdian mereka dalam hal politik, ekonomi dan social ini, mereka
mendapat perlindungan dari tuan tanah. Disamping itu tuan tanah juga memberikan
suatu bentuk keamanan ekonomi. Pada saat-saat bahaya kelaparana melanda, tuan
tanahlah yang memberi makan mereka dari simpanan di gudangnya. Walaupun meraka
harus membayarnya, budak belian itu dibolehkan memakai peralatan dan ternak
tuan tanah untuk mengerjakan tanahnya ataupun tanah tuannya. Pada saat-saat
budak belian tidak punya alat-alat produksi, maka mereka akan diberi alat-alat
tersebut dengan Cuma-Cuma kepada sang Budak.
Beberapa hal yang perlu diketahu dalam perekonomian
lingkungan manor yakni, yang pertama masyarakat diatur dan disusun menurut
tradisi, karena tidak adanya pemerintah pusat yang kuat, maka palaksanaan
intruksi dari ataspun sangat lemah. Akibatnya laju perubahan dan perkembangan
ekonomi masyarakat ini menjadi dangat lambat selama abad pertengahan. Yang
kedua, peredaran uang sedikit sekali, karena manor hanya mencukupi kebutuhannya
sendiri tidak menjual hasil produksinya ke kota-kota, maksimal hanya kebutuhan
kota kecil setempat. Tidak ada manor yang memenuhi kebutuhannya sedemikian rupa
sehingga hubungan dengan dunia luar tidak terjalin sama sekali, bahkan beberapa
budak membeli kebutuhan karena banyak barang-barang yang tidak mampu
dihasilaknnya sendiri. Hal diatas menyebabkan sedikit sekali peredaran uang
yang terjadi.
Penggarap tanah membayar kewajibannya kepada tuan
tanah dalam berbagai bentuk, setiap budak harus bekerja beberapa hari tertentu
dan memberikan barang-barang tertentu seperti telor, ayam, itik, babi dan lain
sebagainya. Memang benar untuk barang-barang yang diberikannya mereka dibayar
ala kadarnya tapi kalau dibandingkan denga keseluruhannya jumlahnya tidak
berarti, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh perekonomian manor merupakan
suatu perekomian alami, karena perekonomian ini tidak tergantung pada
perdagangan yang memerlukan peredaran uang
Sistem ini menjadi gambaran yang menarik tentang
kehidupan di zaman Feodal, hubungan diantara tuan tanah dengan hambanya sering
bersifat eksploitasi yang ekstrim. Tapi pada dasarnya masih terlihat suatu
hubungan yang saling menguntungkan, masing-masing pihak memberikan
imbalan-imbalan yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan dalam
keadaan dimana organisasi dan stabilitas politik sudah tidak terorganisir lagi.
C. Sistem Ekonomi Guilde
Disamping manor-manor yang terdapat
juga sisa kota-kota Romawi, dan
kota-kota kecil ini semuanya memerlukan suatu saluran pasar untuk melayani
mereka dan merupakan unit sosial yang sangat berbeda dengan manor dimana hukum
dan kebiasaan berlaku terhadap mereka. Walaupun ada kota yang dilindungi oleh
manor, penduduk kota sedikit demi sedikit dapat membebaskan dirinya dari
keharusan untuk tunduk pada peraturan-peraturan tuan tanah. Berlainan dengan
hukum yang berlaku bagi manor, di kota-kota berkembang hukum yang mengatur
kegiatan-kegiatan perdagangan.
Akhirnya di dalam kota-kota itu
sendiri terdapat pusat-pusat industri abad pertengahan. Manor yang paling besar
sekalipun tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya jangankan untuk
memperluasnya. Bila diperlukan Jasa-jasa atau barang-barang yang dihasilkan
seperti kaca harus dibeli dari tukang kaca, batu harus dibeli dari penggali
batu, besi harus dibeli dari pandai pembuat besi dan lain sebagainya. Dan semua
arang-barang ini dapat diperoleh di kota-kota waktu itu dan tukang-tukang ini
biasanya tergabung dalam serikat sekerja. Serikat sekerja ini dinamakan Guilde
dan organisasi sekerja ini berasal dari zaman Romawi. Guilde ini merupakan
kesatuan usaha abad pertengahan. Seseorang tidak dapt berusaha kalau tidak
menjadi anggota Guilde. Jadi Guilde merupakan suatu serikat kerja bersifat
eksklusif. Tokoh yang dominan dalam Guilde ini adalah pimpinan Guilde atau
pemilik pabrik merdeka.
Guilde pada kota-kota abad
pertengahan tedapat berbagai macam waktu itu, sperti guilde pembuat sarung
tangan dan tukang rajut, pembuat topi dan penulis, masing-masing dengan alat
produksinya, cara hidup dan peraturan tersendiri, tapi bila kehidupan dalam
guilde sangat berbeda dengan kehidupan yang terjadi pada masyarakat manor.
Guilde merupakan cikal bakal kehidupan modern di hadapi abad pertengahan dengan
proses yang tidak singkat.
Awalnya guilde lebih dari hanya
suatu lembaga untuk mengatur produksi, sebagian peratuaran-peraturannya
mengatur tentang gaji, kondisi kerja dan standardisasi hasil produksi, tapi
disamping itu mereka juga mengatur tingkah laku anggota-anggotanya. Disamping
mencari untung, guilde juga bertugas untuk melindungi cara hidup untuk dapat
memberikan penghasilan yang pantas kepada pemimpin guilde dan pekerjanya, tapi
juga menghalangi mereka untuk menjadi usahawan besar dan monopoli. Guilde
disusun sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya persaingan diantara
anggota-anggotanya. Persaingan dilarang, besarnya laba ditentukan. Reklame
dilarang bahkan kemajuan teknik yang lebih baik dari anggota-anggota lainnya
dianggap sebagai pelanggaran. Pedagang tidak dibenarkan membujuk pembeli supaya
datang ke tokonya ataupun tidak boleh memanggil seseorang yang sedang berurusan
dengan anggota guilde lainnya, juga tidak dibenarkan membuat sandang dengan
cara yang berlainan dari rekan-rekannya. Cara membuat sandang dan standard
sandang yang dihasilkan kalau perlu dapat diperiksa oleh anggota lainnya, jika
terdapat pelanggaran maka dia dapat dikenakan denda yang sangat berat.
2.4 Dampak perang Salib bagi keadaan
ekonomi Romawi
Setelah adanya Perang Salib pada abad 10 M – 11 M, geliat perdagangan
mulai muncul di Eropa. Hal ini pulalah yang membuat munculnya masyarakat
borjuis. Yaitu masyarakat yang mulai mapan, mulai berpikiran maju, baik itu
secara ekonomi dan kedudukan pula. Masyarakat borjuis ini pulalah yang nantinya
akan menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di gereja (beginilah
akibat kalau sebuah kekuasaan itu berjalan terlalu lama, memerintah terlalu
lama. sebuah egoisme akan kekuasaan yang tinggi menyebabkan penyimpangan yang
awalnya rapi tak terlihat.
Ekonomi Romawi Timur merupakan salah satu yang paling maju di Eropa dan
Mediterania selama berabad-abad. Eropa tak mampu menandingi kekuatan ekonomi
Romawi Timur hingga akhir abad pertengahan. Konstantinopel merupakan pusat
utama dalam jaringan perdagangan yang meliputi hampir seluruh Eurasia dan Afrika
Utara. Kota tersebut juga menjadi salah satu kota utama dalam jalur sutra.
Beberapa ahli menyatakan bahwa, hingga datangnya bangsa Arab pada abad ketujuh,
ekonomi Romawi Timur merupakan yang terkuat di dunia. Penaklukan
Arab menyebabkan terjadinya kemunduran dan stagnansi. Reformasi
Konstantinus V (765) menandai mulainya pemulihan ekonomi yang berlangsung
hingga tahun 1204. Dari abad kesepuluh hingga akhir abad keduabelas, Kekaisaran
Romawi Timur memproyeksikan citra mewah, dan pengelana kagum dengan kekayaan di
Konstantinopel. Semuanya berubah pada masa Perang Salib Keempat, yang membawa
bencana ekonomi. Palaiologos mencoba memulihkan ekonomi, tetapi negara
Romawi Timur akhir tidak akan memperoleh kuasa penuh atas kekuatan ekonomi
domestik dan asing. Pelan-pelan, Romawi Timur juga kehilangan pengaruhnya dalam
modalitas perdagangan dan mekanisme harga, dan juga kuasa atas aliran
logam-logam berharga, dan bahkan, menurut beberapa ahli, terhadap pencetakan
koin-koin.
Salah satu fondasi ekonomi kekaisaran adalah perdagangan. Tekstil
merupakan komoditas ekspor yang paling penting. Negara dengan ketat menguasai
perdagangan internal dan internasional, serta memiliki hak monopoli dalam
mengeluarkan koin. Pemerintah mengatur tingkat bunga, dan menetapkan parameter
aktivitas serikat dan perusahaan dagang, yang dikenakan bunga khusus. Kaisar
dan pejabat-pejabatnya melakukan campur tangan pada masa krisis untuk menjamin
penyediaan modal dan menjaga harga serealia.
Pemerintah mengumpulkan hasil surplus melalui pemungutan pajak, dan
mengembalikannya dalam sirkulasi melalui redistribusi dalam bentuk gaji kepada
pejabat-pejabat negara, atau dalam bentuk investasi fasilitas-fasilitas umum.
2.5 Hubungan Perdagangan Romawi
dengan Negara kawasan Asia dan Eropa
lainnya
Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya.
Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari
Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan,
alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol.
Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut.
Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau Asia
Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu,
dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan
hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya
BAB III
KESIMPULAN
Abad
pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan
agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan,
prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu
luas dan besar di segala bidang. Yang di awali ketika mulai masuknya ajaran
Nasrani ke Romawi yang pada awalnya tidak diterima namun pada akhirnya dapat
diterima dan dijadikan sebagai agama negara, ketika telah memiliki wewenang
maka gereja membentuk organisasi yang terdiri dari bagian-bagian anggota
didalamnya yang memiliki wewenang yang besar bahkan mampu mengatur dan
mengendalikan segala bentuk aktivitas manusia harus berdasarkan agama.
Salah satu
negara di Eropa yang kami ambil dalam pembahasan ini adalah negara Romawi
bagaimana keadaan perekonomian di Romawi pada abad pertengahan sebelumnya kami
menjelaskan keadaan geografis Romawi yaitu Terletak
di Semenanjung Apenina
Dengan batas-batas wilayahnya:
Ø Sebelah Utara semenanjung
Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang
terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang.
Ø
Sebelah
Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis.
Ø
Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss
dan Austria.
Ø Sebelah Timur Laut dengan
Yugoslavia.
Keadaan perekonomian di Romawi pada abad pertengahan
yaitu mengenal sistem Feodalisme merupakan suatu sistem dalam masyarakat
saat itu terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa tuan tanah dan kelas
pekerja yakni para budak belian. Dikenal juga Manor yaitu Bangsawan yang
memiliki tanah untuk disewakan kepada rakyat, setelah itu mengenal sistem gilda
yaitu sistem lembaga industri yang mengatur sistem kerajinan rumah, gilda ini
berada di bawah kendali gereja.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Sejarah Eropa
Modul Sejarah Perekonomian
Kamis, 12 April 2012
Paham Dogmatisme dan Universalisme
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Paham Dogmatisme dan Universalisme
a. Pengertian
paham Dogmatisme
Secara bahasa Dogma adalah pokok
ajaran (ajaran yang tidak boleh dibantah), kepercayaan. Dogma berasal dari
bahasa Yunani “Dogmata”, yang artinya keyakinan, kepecayaan, , dan suatu asas.
Sedangkan Dogmatis adalah suatu yang bersifat otoritatif yang diharapkan dapat
mengikat kalangan tertentu tanpa adanya kritik dan penyelidikan atas
dasar-dasarnya.
Pengertian paham Dogmatisme adalah
filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada pengertian Allah atau subtansi atau
monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki pengertian tentang hakekatnya sendiri, luas
dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya tuhan atau salah satu
aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada akal manusia.
Dalam arti paling umum,
"dogmatisme" telah menjadi identik dengan tanpa kompromi, otoriter,
pikiran sempit dan kekakuan: itu adalah kenyataan dari siapa pun
"dogmatika", artinya negara tanpa bukti, tidak mentolerir setiap
diskusi tentang nada tajam, membuat penilaian yang menarik.
Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724
di Konigsberg, sebuah kota yang terletak di Prussia Timur. Kant wafat pada
umurnya yang ke delapan puluh. Keluarga Kant sangat saleh dan keyakinan agama
yang mereka anutlah yang menjadi dasar bagi filosofinya, ia merasa
melestarikan dasar-dasar kepercayaan Kristiani merupakan hal penting. Kant
adalah filosof pertama yang mengajarkan filsafat di universitas, ia adalah
seorang profesor di bidang filsafat.
Kant adalah jenis filosof yang mencari
jawaban sendiri bagi pertanyaan filosofis serta menjadi ahli dalam sejarah
filsafat, tapi ia tidak menyusun filosofinya sendiri. Kant mempunyai landasan
yang kuat pada tradisi filsafat masa lalu. Dia akrab dengan rasionalismenya
Descrates dan Spinoza serta empirisismenya Locke, Berkeley, dan Hume.
Immanuel Kant dikenal
sebagai tokoh Filsafat Kritis lawan dari Filsafat Dogmatis. Namun demikian
Filsafat Kritis Kant adalah merupakan periode kedua pemikiran Kant. Periode
pertama, Pra-Kritis dan periode kedua adalah zaman Kritis. Pada zaman
Pra-Kritis, Kant menganut pendirian rasionalitas yang dilancarkan oleh Wolff
dan kawan-kawannya. Pemikiran David Hume (1711-1776) sangat berpengaruh pada
Kant, hingga lambat laun Kant meninggalkan Rasionalismenya. Bahkan Kant
menyebut Hume-lah yang membangunkan dia dari tidur dogmatisnya. Setelah itu,
Kant mulai mengubah pandangan filsafatnya menjadi pandangan yang bersifat
kritis. Hume sendiri adalah seorang penganut Empirisme yang berpendapat bahwa
sumber pengetahuan manusia bukan rasio, melainkan pengalaman (empiri), tepatnya
pengalaman yang berasal dari pengenalan inderawi.
Filsafat Kant merupakan sintesa dari rasionaliem dan empirisisme. Kritisisme adalah filsafat adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Para filsuf terdahulu yang tergolong dalam dogmatisme sebelumnya meyakini kemampuan rasio tanpa penyelidikan terlbih dulu. Kant menyelidiki unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari rasio (sudah ada terlebih dulu tanpa dibantu oleh pengalaman) dan mana yang murni berasal dari empiri.
Filsafat Kant merupakan sintesa dari rasionaliem dan empirisisme. Kritisisme adalah filsafat adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Para filsuf terdahulu yang tergolong dalam dogmatisme sebelumnya meyakini kemampuan rasio tanpa penyelidikan terlbih dulu. Kant menyelidiki unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari rasio (sudah ada terlebih dulu tanpa dibantu oleh pengalaman) dan mana yang murni berasal dari empiri.
Tiga karya utama yang
menjadi tempat Kant mengungkapkan pandangan filsafatnya, yaitu : Kritik der
reinen Vernunft (1781) atau ”Kritik atas Rasio Murni”, Kritik der pratischen
Vernunft (1788) atau ”Kritik atas Rasio Praktis”, dan Kritik der Urteilskraft
(1790) atau ”Kritik atas Daya Pertimbangan”. Rasio murni akan melahirkanilmu
pengetahuian dan rasio praktis melahirkan etika, sedangkan daya pertimbangan
melahirkan kesenian. Bagi Kant, titik berat dari Kritisismenya ada pada kritik
yang pertama, yakni pada rasio yang murni.
b.
Pengertian
paham Universalisme
Dalam bahasa Latin ditemukan kata universum yang berarti "alam semestadunia".Dari
kata itu, dibentuk kata sifatnya, yaitu "universalis", yang artinya umum, mencakup
semua, menyeluruh. Dalam bahasa Inggris, kata Latin universalis menjadi universal. Kata ini dapat berarti konsep umum yang dapat
diterapkan pada sisi mana pun. Dari kata universalis dan universal
itulah istilah universalisme berasal. Jadi Universalisme adalah paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya
akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus. Keselamatan yang
didapatkan itu adalah anugerah Allah. Bahasa Yunani mengenal istilah
ini dengan apokatastasis. Kata ini
umumnya dipakai pada masa patristik.] Kata ini juga
memiliki keterkaitan dengan kata Yunanikatholikos, yang berarti universalisme Istilah
ini pertama kali muncul di Inggris sekitar abadke-17,
diEropa dan di Amerika sekitar abad
ke-18.
Origen dilahirkan pada tahun 185
A.D. di tengah-tengah
keluarga Kristen yang mengasihi Tuhan di Aleksandria. Pada tahun 202
A.D. ayahnya yang bernama Leonides ditangkap dan diminta untuk
menyangkali Tuhan yang dipercayai, tetapi ditolak dengan tegas,
sehingga pengadilan menjatuhkan hukuman mati. Origen dengan perasaan
sedih menulis surat kepada ayahnya agar tabah dan tetap setia kepada
Tuhan. Menurut cerita, Origen juga mau mati syahid bagi Tuhan dengan
menyerahkan diri, tetapi ibunya berusaha menahan dengan
menyembunyikan pakaiannya, sehingga Origen tidak jadi mati syahid
bagi Tuhan.
keluarga Kristen yang mengasihi Tuhan di Aleksandria. Pada tahun 202
A.D. ayahnya yang bernama Leonides ditangkap dan diminta untuk
menyangkali Tuhan yang dipercayai, tetapi ditolak dengan tegas,
sehingga pengadilan menjatuhkan hukuman mati. Origen dengan perasaan
sedih menulis surat kepada ayahnya agar tabah dan tetap setia kepada
Tuhan. Menurut cerita, Origen juga mau mati syahid bagi Tuhan dengan
menyerahkan diri, tetapi ibunya berusaha menahan dengan
menyembunyikan pakaiannya, sehingga Origen tidak jadi mati syahid
bagi Tuhan.
Ia adalah seorang cendikiawan
Kristen yang sangat disegani.
Di bawah asuhan beberapa filsuf kafir yang terkenal, sehingga ia
menjadi seorang yang sepenuhnya menguasai filsafat Yunani. Dan
diisukan juga bahwa Origen pernah menimba ilmu dari filsuf Ammonius
Sakkas yang terkenal sebagai pendiri Neo-Platonisme. Pada usia yang
relatif muda, yaitu 18 tahun, ia telah menjadi kepala di sebuah
Sekolah Alkitab. Karya tulisnya sangat banyak dan diduga mencapai
enam-ribuan buah, tapi sayang banyak yang sudah musnah. Di antara
karyanya yang paling terkenal adalah "Hexapla" yang berisi enam buku
penafsiran; "First Principles" (pengantar ke dalam Teologi
Sistematika) dan "Against Celsus" (Buku Apologetika Kristen). Origen
menuntut kehidupan yang saleh dan sederhana, menjauhi diri dari
minuman keras, hawa nafsu, sering mengekang diri, berpuasa dan tidur
di atas dipan tanpa alas. Menurut cerita bahwa pengabdiannya menuntut
kehidupan saleh dan sederhana begitu menyeluruh dan konsekwen. Pola
hidup yang saleh dan sederhana ini, menyebabkan ia sangat dihormati
dan dikagumi.
Di bawah asuhan beberapa filsuf kafir yang terkenal, sehingga ia
menjadi seorang yang sepenuhnya menguasai filsafat Yunani. Dan
diisukan juga bahwa Origen pernah menimba ilmu dari filsuf Ammonius
Sakkas yang terkenal sebagai pendiri Neo-Platonisme. Pada usia yang
relatif muda, yaitu 18 tahun, ia telah menjadi kepala di sebuah
Sekolah Alkitab. Karya tulisnya sangat banyak dan diduga mencapai
enam-ribuan buah, tapi sayang banyak yang sudah musnah. Di antara
karyanya yang paling terkenal adalah "Hexapla" yang berisi enam buku
penafsiran; "First Principles" (pengantar ke dalam Teologi
Sistematika) dan "Against Celsus" (Buku Apologetika Kristen). Origen
menuntut kehidupan yang saleh dan sederhana, menjauhi diri dari
minuman keras, hawa nafsu, sering mengekang diri, berpuasa dan tidur
di atas dipan tanpa alas. Menurut cerita bahwa pengabdiannya menuntut
kehidupan saleh dan sederhana begitu menyeluruh dan konsekwen. Pola
hidup yang saleh dan sederhana ini, menyebabkan ia sangat dihormati
dan dikagumi.
B. Permasalahan
1.
Dari negara mana, kapan
dan mengapa paham Dogmatisme dan Universalisme itu muncul an faktor-faktor
apasaja yang mendorong atau yang melatarbelakanginya?
2.
Siapa sajakah tokoh
pendukung dalam pemikiran paham Dogmatisme dengan Universalisme?
3.
Apa tujuan dan harapan,
keinginan dari tokoh paham Dogmatisme dan Universalisme?
4.
Bagaimana dampak dan
pengaruh denagn paham Dogmatisme dan Universalisme, serta negara-negara yang
menganut paham tersebut dan adakah pengaruh paham itu dengan masa sekarang ini
dan bagaiman terhadap Indonesia sendiri?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Lahirnya Paham Dogmatisme Dan factor-faktor munculnya paham Dogmatisme
Paham dogmatisme berkembang pada
zaman abad pertengahan. Semboyan yang dipakai pada masa ini adalah ‘ancilla
theologia’ (abdi agama), sehingga semua aktifitas ilmiah selalu berkaitan
dengan aktifitas agama. Paham ini menerima kebenaran-kebenaran asasi agama dan
dasar Ilmu Pengetahuan begitu saja, tanpa mempertanggung jawabkannya secara
kritis. Sifat dogmatis dalam agama menimbulkan jika, pernyataan dalam suatu
agama selalu dihampiri oleh keyakinan tertentu, sehingga menganggap bahwa
pernyataan (ayat) yang ada di dalam kitab suci mengandung nilai kebenaran yang
sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya. Kandungan dari ayat
kitab suci ini tidak dapat di ubah dan sifatnya absolut. Namun implikasi dari
makna kitab suci tersebut dapat berkembang secara dinamis sesuai dengan
perkembangan waktu.
Pemikiran dogma memiliki
kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama
kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Aliran seperti
ini bertolak dengan filsafat Yunani Kuno, namun filsafat Yunani Kuno juga
memperkuat pendapat tersebut. Menurut filsafat Yunani Kuno yang bertolak dari pendapat
tersebut adalah, bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal (rasional).
Sebaliknya, pendapat filsafat Yunani Kuno yang memperkuat pendapat dari paham
dogma tersebut adalah, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
kebijaksanaan manusia berarti kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan pula.
Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati, oleh karenanya kal dapat di
bantu oleh wahyu. Bagi aliran dogmatisme, wahyu merupakan sebagai salah satu
sumber pengetahuan. Keyakinan terhadap wahyu adalah berupa peraturan-peraturan
atas agama.
Dalam filsafat,
dogmatisme awalnya menentang sikap skeptis atau skeptisisme (bernama setelah
Pyrrho dari Elis, orang skeptis pertama Yunani besar, ~ 365 - ~ 275). Dalam
pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.), Dogmatisme
berarti setiap doktrin bahwa adalah mungkin untuk mencapai kepastian,
skeptisisme adalah, sebaliknya, untuk menyatakan bahwa pikiran manusia,
meskipun ambisinya spekulatif tidak memiliki cara untuk mencapai kebenaran umum,
acara, dan harus, karena itu, menahan diri dari menyatakan, tidak menyangkal,
mungkin berlindung di sebuah, hati-hati pendiam, dan meninggalkan segala
sesuatu pertimbangan dalam penundaan. Dogmatisme kemudian keberatan dengan
kritik, atau lebih tepatnya, sejak Kant (1724-1804), yang "kritis"
filsafat dikatakan melawan dogmatisme: ". Tidur dogmatis" mereka
untuk menggantikan kebangkitan kritis Filosofi penting mendefinisikan dirinya
sebagai pemeriksaan pendahuluan tentang bagaimana kita tahu, ketimbang memperhitungkan
obyek segera diketahui, dan dia disebut dogmatis (dalam arti merendahkan)
berpura-pura untuk meletakkan prinsip-prinsip atau untuk mengekstrak
pengetahuan tanpa bertanya terlebih dahulu pada hak untuk mengklaim, pada
kondisi-kondisi kemungkinan dan keterbatasan latihan.
Latar
belakang munculnya paham Universalisme adalah Sikap manusia yang satu terhadap manusia yang
lain bermacam-macam. Ada yang indiferentistis alias acuh tak acuh. Ada yang
diskriminatif, membeda-bedakan orang atas dasar status dan jabatan sosial, kekayaan, warna kulit, ras, dan agama. Ada yang partikularistis,
memandang diri istimewa, khusus, dibanding dengan manusia lain, cenderung
superioristis, menganggap diri lebih tinggi dari manusia lain. Namun demikian, ada juga
yang universalistis, memandang semua orang sama martabat dan kedudukannya. Dari
sinilah lahir paham universalistis, universalisme.
Universalisme adalah ide pendapat
yang universal. Ada beberapa jenis universalisme: agama, politik, filsafat
Ø Dalam agama
Ø Dalam
politik
Ø Dalam
Filsafat
1.
Dalam agama
The universalisme agama adalah
gagasan bahwa beberapa agama memiliki panggilan universal.
Banyak yang percaya ini adalah nama
dari visi ini bahwa gereja-gereja Kristen telah mengirim misionaris di seluruh
dunia untuk mengkonversi orang. Katolik Istilah berasal dari Yunani dan
sebenarnya berarti "universal."
Kristen Universalisme adalah
doktrin bahwa semua manusia (tanpa memandang agama mereka) akan diselamatkan.
Dia dianut oleh Gereja Universalis Amerika (1793-1961).
2.
Dalam politik
ü Universalisme
kelembagaan menganggap bahwa semua orang harus terwakili dalam menjalankan
urusan dunia (globalisasi demokratis).
ü Ajaran
Universalisme Republik asal Perancis, yang menggambarkan republik sebagai salah
satu dan tak terpisahkan dan bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama,
mengusulkan modelnya sebagai yang ideal universal.
3.
Dalam filsafat
ü Universalisme
dalam filsafat adalah gagasan bahwa ada yang universal dan kebenaran yang akan
mengatur hubungan antara manusia dibentuk oleh akal manusia.
ü The
universalisme moral (dalam) (juga disebut objektivitas moral atau moralitas
universal) adalah meta-etika bahwa beberapa sistem etika, atau etika universal,
berlaku universal, artinya untuk "semua individu dalam situasi yang
sama," tanpa memandang budaya, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan,
seksualitas, atau karakteristik yang membedakan lainnya.
2.2 Para Tokoh dalam paham Dogmatisme dan
Universalisme
Tokoh
dalam paham Dogmatisme diantaranya Immanuel Kant dikenal sebagai tokoh Filsafat Kritis
lawan dari Filsafat Dogmatis. Pemikiran David Hume
(1711-1776) sangat berpengaruh pada Kant. Pyrrho dari Elis, orang skeptis
pertama Yunani besar, 365 - 275). Dalam
pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.),
Tokoh
dalam paham Universalisme adalah Origen
(185-254).
2.3 Tujuan dan
Cita-cita dari para Tokoh paham Dogmatisme dan Universalisme
Filsafat kant bermaksud
membed-bedakan antarapengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada
kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada
segala penampakan yang bersiifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas
kemampuan—kemampuan rasio secar obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk
member tempat kepada iman dan kepercayaan.Menurut kant, pemikiran telah
mencapai arahnya yang pasti didalam ilmu pengetahuan pasti- alam,seperti yang
telah disusun oleh newton. Ilmu pengetahuan pasti-alam itu telah mengajarkan
kita,bahwa perlu sekali kita terlebih dahulu secar akritis meneliti
pengenalan.pertanyaannya kenapa Immanuel Kant menyatakan filsafatnya kritisisme, Karena kant menggabungkan kedua
faham yang bersebrangan, yaitu rasionalisme eropa yangteoritis, a priori,
sesuai rasio, dan terinspirasi oleh plato, serta empirisme inggris yang
berpijak.
Para
tokoh dari Paham Universalisme mempunyai tujuan Pada abad kesembilan belas dan
keduapuluh, yaitu setelah manusia
dilanda kepahit-getiran karena mengalami duakali perang dunia; kepahitan getiran
penjajahan; bangkitnya kembali agama-agama kuno dan merosotnya kebudayaan
barat dan agama Kristen; kecenderungan
"kebebasan" berpikir; sehingga membangkitkan jiwa nasionalis, sukuisme, solidaritas
dan kerinduan pada kasih dan perhatian.
Hal-hal ini memberi angin segar dan keuntungan bagi bagkitnya paham Universalisme.
Karena paham Universalisme yang menggembar-nggemborkan
tentang kasih Allah, sangat cocok dengan kebutuhan orang-orang yang baru
saja mengalami kepahit-getirnya akibat
perang, penjajahan dan lain-lain; maka tidak heran, dalam waktu yang relatif singkat, banyak
sekali penganutnya .
2.4 Dampak dari paham Dogmatisme dan Universalisme
ü Dampak dari paham Universalisme
A.
Dengan kemudahan sangat
mendapatkan keselamatan, tanpa pertobatan percaya, dilahirkan baru,
memperoleh hidup baru dari Yesus Kristus;
dengan jaminan pasti tentang keselamatan dikemudian hari akan
mendorong manusia untuk meremehkan tanggung-jawab mereka, khususnya
di bidang moral. Dalam hal ini Dr. John Pao mengatakan, "Bahaya
ajaran Universalisme adalah menghilangkan daya kontrol dalam
kehidupan manusia. Jika semuanya pada suatu kali diselamatkan,
kehidupan sekarang tidak menentukan kehidupan kelak, maka manusia
bisa bertindak semau gue selama di dunia ini. Jika manusia tidak usah
lagi mempertanggungjawabkan tindakan selama di dunia di akhirat
nanti, maka manusia akan kehilangan daya dan motivasi untuk menjauhi
kejahatan dan mencintai kebenaran (John Pao, EQUIPPED WITH TRUTH,
hal. 53). Dr. Arthur M. Climenhaga menyebutkan juga bahwa umat
Kristen atau pendeta yang menerima paham ini, bukan saja akan menolak
iman kepercayaan Kristen, antara lain tentang Allah Tritunggal dan
otoritas Alkitab, dan juga menurunkan standard moral mereka ketitik
yang terendah (Harold Lindsell, THE CHURCH'S WORLDWIDE MISSION, hal.
73).
dengan jaminan pasti tentang keselamatan dikemudian hari akan
mendorong manusia untuk meremehkan tanggung-jawab mereka, khususnya
di bidang moral. Dalam hal ini Dr. John Pao mengatakan, "Bahaya
ajaran Universalisme adalah menghilangkan daya kontrol dalam
kehidupan manusia. Jika semuanya pada suatu kali diselamatkan,
kehidupan sekarang tidak menentukan kehidupan kelak, maka manusia
bisa bertindak semau gue selama di dunia ini. Jika manusia tidak usah
lagi mempertanggungjawabkan tindakan selama di dunia di akhirat
nanti, maka manusia akan kehilangan daya dan motivasi untuk menjauhi
kejahatan dan mencintai kebenaran (John Pao, EQUIPPED WITH TRUTH,
hal. 53). Dr. Arthur M. Climenhaga menyebutkan juga bahwa umat
Kristen atau pendeta yang menerima paham ini, bukan saja akan menolak
iman kepercayaan Kristen, antara lain tentang Allah Tritunggal dan
otoritas Alkitab, dan juga menurunkan standard moral mereka ketitik
yang terendah (Harold Lindsell, THE CHURCH'S WORLDWIDE MISSION, hal.
73).
B.
Paham Universalisme
menaburkan benih keragu-raguan orang terhadap
Firman Allah. Jika dikatakan orang di luar Kristus bisa diselamatkan,
lalu bagaimana dengan perkataan Yesus Kristus yang
mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.
14:6); dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis.
4:12). Dengan demikian, bukankah paham ini menjadikan kata-kata Tuhan
Yesus dan Alktitab sebagai bualan saja? Dengan demikian pula,
bukankah paham ini secara langsung atau tidak langsung menumbangkan
otoritas Alkitab sebagai firman Allah?
Firman Allah. Jika dikatakan orang di luar Kristus bisa diselamatkan,
lalu bagaimana dengan perkataan Yesus Kristus yang
mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.
14:6); dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis.
4:12). Dengan demikian, bukankah paham ini menjadikan kata-kata Tuhan
Yesus dan Alktitab sebagai bualan saja? Dengan demikian pula,
bukankah paham ini secara langsung atau tidak langsung menumbangkan
otoritas Alkitab sebagai firman Allah?
C.
Menurut Dr. Arthur M.
Climenhaga bahwa paham Universalisme ini
akan membawa manusia pada suatu kali kepada sinkretisme (ibid. hal
81). Pernyataan ini bukan tanpa dasar, karena menyamakan semua agama
di dunia, maka akan timbul anggapan semua ini dapat disatukan, dengan
cara mencari persamaannya dengan menghilangkan perbedaannya.
D. Paham ini akan menutup kemungkinan kesempatan manusia untuk
bertobat. Dengan kata lain, paham ini akan mencelakakan banyak orang.
Bukankah firman Tuhan mengatakan, "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia
tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di
bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah"
(Yoh. 3:18); "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang
kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh.
3:36)?
akan membawa manusia pada suatu kali kepada sinkretisme (ibid. hal
81). Pernyataan ini bukan tanpa dasar, karena menyamakan semua agama
di dunia, maka akan timbul anggapan semua ini dapat disatukan, dengan
cara mencari persamaannya dengan menghilangkan perbedaannya.
D. Paham ini akan menutup kemungkinan kesempatan manusia untuk
bertobat. Dengan kata lain, paham ini akan mencelakakan banyak orang.
Bukankah firman Tuhan mengatakan, "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia
tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di
bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah"
(Yoh. 3:18); "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang
kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh.
3:36)?
D.
Paham ini akan
melemahkan semangat anak-anak Tuhan dalam
penginjilan. Jika semua orang diselamatkan, untuk apalagi kita
mengabarkan Injil? Dr. John Pao mengatakan, "Jika demikian, untuk apa
kita mengirim misionaris ke luar negeri? Untuk apa kita
mempersembahkan diri untuk mengabarkan Injil? Untuk apa kita
mendukung pekerjaan Gereja? Untuk apa kita berdoa bagi jiwa-jiwa yang
belum mengenal Tuhan? Untuk apa?...untuk apa... (John Pao, EQUIPPED
WITH TRUTH, hal. 53).
penginjilan. Jika semua orang diselamatkan, untuk apalagi kita
mengabarkan Injil? Dr. John Pao mengatakan, "Jika demikian, untuk apa
kita mengirim misionaris ke luar negeri? Untuk apa kita
mempersembahkan diri untuk mengabarkan Injil? Untuk apa kita
mendukung pekerjaan Gereja? Untuk apa kita berdoa bagi jiwa-jiwa yang
belum mengenal Tuhan? Untuk apa?...untuk apa... (John Pao, EQUIPPED
WITH TRUTH, hal. 53).
ü Dampak dari pahan Dogmatisme
Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar
mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu
Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Aliran seperti ini bertolak dengan
filsafat Yunani Kuno, namun filsafat Yunani Kuno juga memperkuat pendapat
tersebut. Menurut filsafat Yunani Kuno yang bertolak dari pendapat tersebut
adalah, bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal (rasional).
Sebaliknya, pendapat filsafat Yunani Kuno yang memperkuat pendapat dari paham
dogma tersebut adalah, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
kebijaksanaan manusia berarti kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan pula.
Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati, oleh karenanya kal dapat di
bantu oleh wahyu. Bagi aliran dogmatisme, wahyu merupakan sebagai salah satu
sumber pengetahuan. Keyakinan terhadap wahyu adalah berupa peraturan-peraturan
atas agama.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian paham Dogmatisme adalah filsafat yang
mendasarkan pandangannya kepada pengertian
Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki
pengertian tentang
hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya
tuhan atau salah satu aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada
akal manusia.
Univerrsalisme adalah paham yang
percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan
oleh Yesus Kristus.Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah.
Universalisme adalah ide pendapat
yang universal. Ada beberapa jenis universalisme: agama, politik, filsafat.
Tokoh
dalam paham Dogmatisme diantaranya Immanuel Kant dikenal sebagai tokoh Filsafat Kritis
lawan dari Filsafat Dogmatis. Pemikiran David Hume
(1711-1776) sangat berpengaruh pada Kant. Pyrrho dari Elis, orang skeptis
pertama Yunani besar, 365 - 275). Dalam
pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.), Tokoh dalam
paham Universalisme adalah Origen
(185-254).
Tujuan
dari paham Dogmatisme adalah Filsafat
kant bermaksud membed-bedakan antarapengenalan yang murni dan yang tidak murni,
yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada
segala penampakan yang bersiifat sementara . bangkitnya
kembali agama-agama kuno
dan merosotnya kebudayaan barat dan agama Kristen; kecenderungan "kebebasan"
berpikir; sehingga membangkitkan jiwa nasionalis, sukuisme, solidaritas
dan kerinduan pada kasih dan perhatian.
Bahaya ajaran Universalisme adalah
menghilangkan daya kontrol dalam
kehidupan manusia. Dampak dari paham Dogmatisme adalah Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati.
kehidupan manusia. Dampak dari paham Dogmatisme adalah Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati.
DAFTAR
ISTILAH
Dogma : Pokok
ajaran kepercyaan yanh harus diterima kebenarannya dan diamalkan
Dogmatisme : Filsafat yang mendasarkan
pandangannya kepada
pengertian
Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki
pengertian tentang
hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya
tuhan atau salah satu aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada
akal manusia.
Identik :
Tidak
berbeda sedikit pun
Filosofi :
Filsafat
Rasional :
Pemikiran menurut akal sehat, akal budi, nalar
Monade : konsep metafisika dan teologi bahwa
hanya ada satu substansi
dalam alam.
Subtansi :
Watak
yg sebenarnya dr sesuatu; isi; pokok; inti
Kritisme : Proses penyusunan keputusan yang
terdiri dari subjek dan predikat.
Otoritatif :
Menjalakan pemerintahan dengan kekuasaan sendiri
Filsafat : Pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi berkenaan tentang hakekat
Universalisme :
Paham yang percaya bahwa semua
manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus.Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah
Indiferentistis : Acuh tak acuh
Nasionalis
: Cinta Nusa
Bangsa
Sukuisme : Paham atau praktik yg mementingkan suku bangsa sendiri
Solidaritas : Kesatuan kepentingan, simpati, dll,
sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama.
Otoriter : Politik yang ditandai dengan pemusatan kekuatan politik di tangan sekelompok kecil elit yang tidak memberikan
pertanggung-jawaban kepada masyarakat secara institusional.
Skeptisme : Ketidakpercayaan atau keraguan
seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
Cendikiawan : Orang yang menggunakan kecerdasannya
untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab
persoalan tentang berbagai gagasan
Kafir :
Orang yang tidak mengakui adanya Tuhan
Kritis :
Kemampuan untuk menyerap berbagai argument kemudian mengelolahnya menjadi
pendapat kritis untuk mencapai tingkat kesepakatan demi kebersamaan dan
menggunakan alas an yang mendasar dan realities
DAFTAR PUSTAKA
Romein.
1956. Area Eropa, Peradaban Eropa, Bandung, Jkkarta, Amsterdam: Sanaco N.V
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2109377-tokoh-filsafat-immanuel-kant-1724/#ixzz1rYmWzfHP.
Diakses pada
tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada
tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada
tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada
tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Langganan:
Postingan (Atom)