Jumat, 20 April 2012

Analisi Buku,,

sistem perekonomian abad pertengahan "Romawi"


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Abad pertengahan yang terjadi di Eropa pada abad 11,12,13 SM. Merupakan periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada
Tahun 1517.
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan pernyataan  kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang megalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam(Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud "Zaman Kelam" ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, tempoh zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. "Gelap" juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama. Gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri dari pada ahli-ahli sains berasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak, dan timbul ancaman, siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh
Pada masa ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh pemerintahan Islam dari timur tengah. Seorang ksatria (crusade) harus selalu bersedia membela keyakinannya setiap kali terjadi pertempuran dalam perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian menjadi di bawah pengaruh keagamaan.
Pada makalah ini akan membahas tentang keadaan perekonomian diwilayah Eropa pada abad pertengahan yang lebih spesifiknya lagi membahas tentang perekonomian pada salah satu negara bagian Eropa yaitu Romawi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bagian pembahasan.

1.2. Rumusan Masalah
      1. Bagaimana keadaan Geografis Romawi?
      2. Bagaimana Perkembangan Gereja di Romawi?
      3.  Bagaimana Sistem Perekonomian Romawi pada abad pertengahan?
      4.  Apa Dampak Perang Salib bagi ekonomi Eropa?
5. Bagaimana Hubungan Perdagangan Romawi dengan  Negara kawasan Asia dan Eropa lainnya?
1.3 Batasan Masalah
      1. keadaan Geografis Romawi
      2. Perkembangan Gereja
3. Sistem Perekonomian Abad Pertengahan
      4. Peristiwa Perang salib bagi kehidupan ekonomi Romawi
      5. Hubungan dalam Bidang perekonomiaan Romawi





BAB II
PEMBAHASAN
. 2.1 Keadaan Geografis Romawi
Induk kerajaan Romawi ialah italia sekarang yang menempati jazirah apenina, bersama pulau sisilia jazirah. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur.
Kondisi alam Romawi ( Italia ) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang menghubungi daerahnya dengan Eropa tengah.
Tanah di sepanjang jazirah apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan perumputan untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban bangsa latin.
Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik untuk pendaratan kapal-kapal layar di zaman kuno. Lemboh po yang ada di timur laut negeri pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai barat yunani.
Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa tengah dan pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria, Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago dan Yunani yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi jazirah apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang romawi dengan orang yunani tidak keinginan bagi orang Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke eropa tengah sangat terbuka lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago dan yunani yang menyerang dari laut.
Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah. Di dalam wilayah yunani, perperangan antar polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah mendamaikan pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem polis di roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad setelah penaklukan yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya yang ada di Eropa.
Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah campania yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih banyak tinggal diperdalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari cukup untuk penhidupan pada masa itu.
2.2 Perkembangan Gereja
Masuknya agama Nasrani di Romawi yang Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme tetapi pada perkembangan selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup pesat pada golongan masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga memulai memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari kekacauan yang terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan untuk memilih agama yang lebih baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan hidup. Masyarakat Romawi sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka.
Pada awal abad 4 M, Kaisar Roma yang bernama Konstatin memeluk agama nasrani dan melegalkan masyarakatnya untuk menganut agama nasrani. Dia melakukan hal itu karena saat bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan (dengan tanda ini engkau akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin bahwa agama nasrani adalah agama yang benar. Pada saat itulah agama nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan bentuk aslinya.
Kini justru Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut. Pengaruh tersebut adalah adanya suatu organisasi yang memicu munculnya susunan organisasi gereja, dengan posisi tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara tersendiri, dengan istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala kekuasaan dalam gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus menjadi pemimpin tertinggi gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian saja tetapi juga sudah lebih ke politik.
Suatu jemaat nasrani mengangkat seorang presbyter(biskop). Kemudian untuk kota diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M patriarch-patrioarch tersebut mengakui kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap Paus, sementara imam-imam gereja dalam suatu muktamar gereja menetapkan ajaran agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan khusus.
Pada perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja yang kokoh dengan Roma sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada Paus dibawahnya dan ada kardinal, kemudian biskop pertama (aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan (apellon) masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada diatasnya. Dalam organisasi gereja tersebut terlihat benar tradisi pemerintahan Romawi sebagai pengaruhnya. Dengan telah berkembangnya kekuasaan gereja ini lah, maka banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan karena gereja merasa memiliki kekuasaan yang besar maka gereja mengatur kehidupan manusia yang semua kegiatan manusia harus didasarkan pada agama maka disinilah timbul mental inactivity kelesuan dalam beraktivitas yang dikarenakan semuanya yang harus didasarkan pada agama sehingga inilah yang di sebut sebagai abad pertengahan eropa atau abad kegelapan di eropa.
2.3 Sistem Perekonomian abad pertengahan
A.  Feodalisme
Sistem Feodalisme merupakan suatu sistem dalam masyarakat saat itu terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa tuan tanah dan kelas pekerja yakni para budak belian.
Pada abad petengahan di eropa yakni yang dimulai dengan runtuhnya Romawi dan berakhir pada masa renaisanse abad ke-14, sekitar abad ke-3 Romawi pecah menjadi dua wilayah yakni Romawi barat dan Romawi Timur, waktu-waktu tersebut merupakan permulaan munculnya perekonomian yang biasanya kita sebut sistem feodalisme.
Beberapa faktor yang memunculkan perekonomian tersebut antara lain: hancurnya organisasi politik secara besar-besaran, pertempuran di eropa yang menyebabkan jatuhnya Romawi, hukum dan tata tertib hilang digantikan dengan peraturan Negara-negara kecil.
Permasalahan yang muncul ialah untuk menunjukkan luasnya konsekuensi-konsekuensi yang timbul sebagai akibat kehancuran politik. Karena keamanan dikuasai oleh penguasa-penguasa setempat, membawa barang dagangan menjadi sangat sulit dan penghidupan yang mewah di kota-kota menjadi tidak karuan. Dengan tidak adanya kesatuan mata uang dan hukum, maka pedagang disana tidak dapat lagi berdagang dengan pedagang Roma, sehingga jaringan hubungan ekonomi yang dulunya sudah ada menjadi berantakan. Kematian penduduk desa akibat penyakit dan peperangan, orang terpaksa beralih kepada bentuk organisasi yang paling depensif, yaitu suatu organisasi yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dengan melengkapi sendiri segala kebutuhan hidupnya. Suatu tantangan lain timbul, yaitu keharusan untuk mengecilkan organisasi masyarakat yang ada sampai luas dan sekecil mungkin. Ini yang dinamakan penghidupan ekonomi tertutup dimana mampu bertahan selam berabad-abad.

B.Manor
Keharusan untuk mencukupi semua kebutuhan hidup menyebabkan timbulnya suatu organisasi yang baru, yaitu pertanian bangsawan atau manorial estate, selanjutnya disebut manor. Manor meliputi sebidang tanah yang luas milik seorang bangsawan atau gereja. Manor merupakan suatu kesatuan sosial dan politik, dimana pemilik manor bukan hanya menjadi tuan tanah, tapi juga sebagai penguasa, pelindung, hakim dan kepala kepolisian. Walaupun bangsawa ini termasuk dalam suatu hirarki yang besar, dimana dia menjadi hamba dari bangsawan yang lebih tinggi, tapi dalam batas-batas manornya dia merupakan tuan tanah. Dia adalah pemillik dan penguasa yang tak diragukan lagi oleh orang-orang dan budak-budak yang hidup di manornya. Orang yang hidup diatas tanahnya dianggap oleh tuan tanah sebagai miliknya sebgaimana halnya rumah, tanah dan tanaman. Disekililing rumah bangsawan terdapat lading rakyat yang telah dibagi-bagikan luasnya (satu) 1 atau (satu setengah) 1 ½ setengah hektar. ½ atau lebih dari hasil lading ini menjadi milik tuan tanah, sedangkan sisanya untuk orang yang menggarapnya yang terdiri dari orang merdeka dan budak belian.
Disini terjadi ketimpangan antara budak belian dan tuan tanah.
Orang merdeka atau dalam kalangan apapun seseorang dilahirkan, orang yang merdeka yang memiliki sendiri tanahnya tak dapat menjualnya pada tuan tanah yang lain. Pemilikannya sebenarnya berarti bahwa dia tidak dapat diusir dari tanahnya, kecuali dalam keadaan darurat. Orang yang lebih rendah dari budak tidak mempunyai hak ini. Seorang budak belian terikat pada tanah yang dikerjakannya, tanpa ijin dan keterangan yang kuat, dia tidak akan diijinkan untuk meniggalkan baik masih dalam batas-batas manor tuannya maupun pada manor bangsawan lainnya. Berdasarkan statusnya timbul serentetan kewajiban-kewajiban yang menjadi dasar dari organisasi ekonomi manor. Kewajiban-kewajiban ini dapat berupa keharusan bekerja untuk tuan tanah dan lain sebagainya. Kewajiban ini berbeda-beda antara manor yang satu dengan manor lainnya, pada tempat-tempat tertentu mereka harus bekerja lima hari dalam seminggu untuk tuan tanahnya, sehingga tanahnya sendiri dikerjakan oleh keluarganya (anak dan istrinya). Dan akhirnya budak belian juga harus membayar beberapa macam pajak, seperti pajak kepala, pungutan kematian, pajak kawin atau iuran untuk pemakaian pabrik atau tungku. Jika budak belian memberikan tenaganya untuk tuan tanah, maka sebagai imbalannya si tuan tanah memberikan sesuatu yang tadak dapat diusahakan sendiri oleh sang budak. Yang utama yaitu menjamin keamanan fisik.
Petani merupakan sasaran utama para perampok atau musuh, mereka tidak berdaya kalau ditangkapi dan tidak mampu melindungi miliknya terhadap perampokan. Dari hal itu mereka butuh perlindungan dan tidak heran meskipun budak merdeka memberikan pengabdiannya pada tuan tanah. Dan sebagai imbalan pengabdian mereka dalam hal politik, ekonomi dan social ini, mereka mendapat perlindungan dari tuan tanah. Disamping itu tuan tanah juga memberikan suatu bentuk keamanan ekonomi. Pada saat-saat bahaya kelaparana melanda, tuan tanahlah yang memberi makan mereka dari simpanan di gudangnya. Walaupun meraka harus membayarnya, budak belian itu dibolehkan memakai peralatan dan ternak tuan tanah untuk mengerjakan tanahnya ataupun tanah tuannya. Pada saat-saat budak belian tidak punya alat-alat produksi, maka mereka akan diberi alat-alat tersebut dengan Cuma-Cuma kepada sang Budak.
Beberapa hal yang perlu diketahu dalam perekonomian lingkungan manor yakni, yang pertama masyarakat diatur dan disusun menurut tradisi, karena tidak adanya pemerintah pusat yang kuat, maka palaksanaan intruksi dari ataspun sangat lemah. Akibatnya laju perubahan dan perkembangan ekonomi masyarakat ini menjadi dangat lambat selama abad pertengahan. Yang kedua, peredaran uang sedikit sekali, karena manor hanya mencukupi kebutuhannya sendiri tidak menjual hasil produksinya ke kota-kota, maksimal hanya kebutuhan kota kecil setempat. Tidak ada manor yang memenuhi kebutuhannya sedemikian rupa sehingga hubungan dengan dunia luar tidak terjalin sama sekali, bahkan beberapa budak membeli kebutuhan karena banyak barang-barang yang tidak mampu dihasilaknnya sendiri. Hal diatas menyebabkan sedikit sekali peredaran uang yang terjadi.
Penggarap tanah membayar kewajibannya kepada tuan tanah dalam berbagai bentuk, setiap budak harus bekerja beberapa hari tertentu dan memberikan barang-barang tertentu seperti telor, ayam, itik, babi dan lain sebagainya. Memang benar untuk barang-barang yang diberikannya mereka dibayar ala kadarnya tapi kalau dibandingkan denga keseluruhannya jumlahnya tidak berarti, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh perekonomian manor merupakan suatu perekomian alami, karena perekonomian ini tidak tergantung pada perdagangan yang memerlukan peredaran uang
Sistem ini menjadi gambaran yang menarik tentang kehidupan di zaman Feodal, hubungan diantara tuan tanah dengan hambanya sering bersifat eksploitasi yang ekstrim. Tapi pada dasarnya masih terlihat suatu hubungan yang saling menguntungkan, masing-masing pihak memberikan imbalan-imbalan yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan dimana organisasi dan stabilitas politik sudah tidak terorganisir lagi.
C. Sistem Ekonomi Guilde
Disamping manor-manor yang terdapat juga sisa kota-kota Romawi, dan kota-kota kecil ini semuanya memerlukan suatu saluran pasar untuk melayani mereka dan merupakan unit sosial yang sangat berbeda dengan manor dimana hukum dan kebiasaan berlaku terhadap mereka. Walaupun ada kota yang dilindungi oleh manor, penduduk kota sedikit demi sedikit dapat membebaskan dirinya dari keharusan untuk tunduk pada peraturan-peraturan tuan tanah. Berlainan dengan hukum yang berlaku bagi manor, di kota-kota berkembang hukum yang mengatur kegiatan-kegiatan perdagangan.
Akhirnya di dalam kota-kota itu sendiri terdapat pusat-pusat industri abad pertengahan. Manor yang paling besar sekalipun tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya jangankan untuk memperluasnya. Bila diperlukan Jasa-jasa atau barang-barang yang dihasilkan seperti kaca harus dibeli dari tukang kaca, batu harus dibeli dari penggali batu, besi harus dibeli dari pandai pembuat besi dan lain sebagainya. Dan semua arang-barang ini dapat diperoleh di kota-kota waktu itu dan tukang-tukang ini biasanya tergabung dalam serikat sekerja. Serikat sekerja ini dinamakan Guilde dan organisasi sekerja ini berasal dari zaman Romawi. Guilde ini merupakan kesatuan usaha abad pertengahan. Seseorang tidak dapt berusaha kalau tidak menjadi anggota Guilde. Jadi Guilde merupakan suatu serikat kerja bersifat eksklusif. Tokoh yang dominan dalam Guilde ini adalah pimpinan Guilde atau pemilik pabrik merdeka.
Guilde pada kota-kota abad pertengahan tedapat berbagai macam waktu itu, sperti guilde pembuat sarung tangan dan tukang rajut, pembuat topi dan penulis, masing-masing dengan alat produksinya, cara hidup dan peraturan tersendiri, tapi bila kehidupan dalam guilde sangat berbeda dengan kehidupan yang terjadi pada masyarakat manor. Guilde merupakan cikal bakal kehidupan modern di hadapi abad pertengahan dengan proses yang tidak singkat.
Awalnya guilde lebih dari hanya suatu lembaga untuk mengatur produksi, sebagian peratuaran-peraturannya mengatur tentang gaji, kondisi kerja dan standardisasi hasil produksi, tapi disamping itu mereka juga mengatur tingkah laku anggota-anggotanya. Disamping mencari untung, guilde juga bertugas untuk melindungi cara hidup untuk dapat memberikan penghasilan yang pantas kepada pemimpin guilde dan pekerjanya, tapi juga menghalangi mereka untuk menjadi usahawan besar dan monopoli. Guilde disusun sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya persaingan diantara anggota-anggotanya. Persaingan dilarang, besarnya laba ditentukan. Reklame dilarang bahkan kemajuan teknik yang lebih baik dari anggota-anggota lainnya dianggap sebagai pelanggaran. Pedagang tidak dibenarkan membujuk pembeli supaya datang ke tokonya ataupun tidak boleh memanggil seseorang yang sedang berurusan dengan anggota guilde lainnya, juga tidak dibenarkan membuat sandang dengan cara yang berlainan dari rekan-rekannya. Cara membuat sandang dan standard sandang yang dihasilkan kalau perlu dapat diperiksa oleh anggota lainnya, jika terdapat pelanggaran maka dia dapat dikenakan denda yang sangat berat.

2.4 Dampak perang Salib bagi keadaan ekonomi Romawi
Setelah adanya Perang Salib pada abad 10 M – 11 M, geliat perdagangan mulai muncul di Eropa. Hal ini pulalah yang membuat munculnya  masyarakat borjuis. Yaitu masyarakat yang mulai mapan, mulai berpikiran maju, baik itu secara ekonomi dan kedudukan pula. Masyarakat borjuis ini pulalah yang nantinya akan menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di gereja (beginilah akibat kalau sebuah kekuasaan itu berjalan terlalu lama, memerintah terlalu lama. sebuah egoisme akan kekuasaan yang tinggi menyebabkan penyimpangan yang awalnya rapi tak terlihat.
Ekonomi Romawi Timur merupakan salah satu yang paling maju di Eropa dan Mediterania selama berabad-abad. Eropa tak mampu menandingi kekuatan ekonomi Romawi Timur hingga akhir abad pertengahan. Konstantinopel merupakan pusat utama dalam jaringan perdagangan yang meliputi hampir seluruh Eurasia dan Afrika Utara. Kota tersebut juga menjadi salah satu kota utama dalam jalur sutra. Beberapa ahli menyatakan bahwa, hingga datangnya bangsa Arab pada abad ketujuh, ekonomi Romawi Timur merupakan yang terkuat di dunia. Penaklukan Arab menyebabkan terjadinya kemunduran dan stagnansi. Reformasi Konstantinus V (765) menandai mulainya pemulihan ekonomi yang berlangsung hingga tahun 1204. Dari abad kesepuluh hingga akhir abad keduabelas, Kekaisaran Romawi Timur memproyeksikan citra mewah, dan pengelana kagum dengan kekayaan di Konstantinopel. Semuanya berubah pada masa Perang Salib Keempat, yang membawa bencana ekonomi. Palaiologos mencoba memulihkan ekonomi, tetapi negara Romawi Timur akhir tidak akan memperoleh kuasa penuh atas kekuatan ekonomi domestik dan asing. Pelan-pelan, Romawi Timur juga kehilangan pengaruhnya dalam modalitas perdagangan dan mekanisme harga, dan juga kuasa atas aliran logam-logam berharga, dan bahkan, menurut beberapa ahli, terhadap pencetakan koin-koin.
Salah satu fondasi ekonomi kekaisaran adalah perdagangan. Tekstil merupakan komoditas ekspor yang paling penting. Negara dengan ketat menguasai perdagangan internal dan internasional, serta memiliki hak monopoli dalam mengeluarkan koin. Pemerintah mengatur tingkat bunga, dan menetapkan parameter aktivitas serikat dan perusahaan dagang, yang dikenakan bunga khusus. Kaisar dan pejabat-pejabatnya melakukan campur tangan pada masa krisis untuk menjamin penyediaan modal dan menjaga harga serealia. Pemerintah mengumpulkan hasil surplus melalui pemungutan pajak, dan mengembalikannya dalam sirkulasi melalui redistribusi dalam bentuk gaji kepada pejabat-pejabat negara, atau dalam bentuk investasi fasilitas-fasilitas umum.
2.5 Hubungan Perdagangan Romawi dengan  Negara kawasan Asia dan Eropa lainnya
Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut.
Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya













BAB III
KESIMPULAN
Abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang. Yang di awali ketika mulai masuknya ajaran Nasrani ke Romawi yang pada awalnya tidak diterima namun pada akhirnya dapat diterima dan dijadikan sebagai agama negara, ketika telah memiliki wewenang maka gereja membentuk organisasi yang terdiri dari bagian-bagian anggota didalamnya yang memiliki wewenang yang besar bahkan mampu mengatur dan mengendalikan segala bentuk aktivitas manusia harus berdasarkan agama.
Salah satu negara di Eropa yang kami ambil dalam pembahasan ini adalah negara Romawi bagaimana keadaan perekonomian di Romawi pada abad pertengahan sebelumnya kami menjelaskan keadaan geografis Romawi yaitu  Terletak di Semenanjung Apenina
Dengan batas-batas wilayahnya:
Ø  Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang  terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang.
Ø  Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis.
Ø   Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria.
Ø  Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.
Keadaan perekonomian di Romawi pada abad pertengahan yaitu mengenal sistem Feodalisme merupakan suatu sistem dalam masyarakat saat itu terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa tuan tanah dan kelas pekerja yakni para budak belian. Dikenal juga Manor yaitu Bangsawan yang memiliki tanah untuk disewakan kepada rakyat, setelah itu mengenal sistem gilda yaitu sistem lembaga industri yang mengatur sistem kerajinan rumah, gilda ini berada di bawah kendali gereja.


















DAFTAR PUSTAKA
Modul Sejarah Eropa
Modul Sejarah Perekonomian










Kamis, 12 April 2012

Paham Dogmatisme dan Universalisme


PENDAHULUAN
A.    Pengertian Paham Dogmatisme dan Universalisme
a.       Pengertian paham Dogmatisme
            Secara bahasa Dogma adalah pokok ajaran (ajaran yang tidak boleh dibantah), kepercayaan. Dogma berasal dari bahasa Yunani “Dogmata”, yang artinya keyakinan, kepecayaan, , dan suatu asas. Sedangkan Dogmatis adalah suatu yang bersifat otoritatif yang diharapkan dapat mengikat kalangan tertentu tanpa adanya kritik dan penyelidikan atas dasar-dasarnya.
            Pengertian paham Dogmatisme adalah filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada pengertian Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki pengertian tentang hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya tuhan atau salah satu aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada akal manusia.
            Dalam arti paling umum, "dogmatisme" telah menjadi identik dengan tanpa kompromi, otoriter, pikiran sempit dan kekakuan: itu adalah kenyataan dari siapa pun "dogmatika", artinya negara tanpa bukti, tidak mentolerir setiap diskusi tentang nada tajam, membuat penilaian yang menarik.
            Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Konigsberg, sebuah kota yang terletak di Prussia Timur. Kant wafat pada umurnya yang ke delapan puluh. Keluarga Kant sangat saleh dan keyakinan agama yang mereka anutlah yang menjadi dasar bagi filosofinya, ia merasa melestarikan dasar-dasar kepercayaan Kristiani merupakan hal penting. Kant adalah filosof pertama yang mengajarkan filsafat di universitas, ia adalah seorang profesor di bidang filsafat.
            Kant adalah jenis filosof yang mencari jawaban sendiri bagi pertanyaan filosofis serta menjadi ahli dalam sejarah filsafat, tapi ia tidak menyusun filosofinya sendiri. Kant mempunyai landasan yang kuat pada tradisi filsafat masa lalu. Dia akrab dengan rasionalismenya Descrates dan Spinoza serta empirisismenya Locke, Berkeley, dan Hume.
            Immanuel Kant dikenal sebagai tokoh Filsafat Kritis lawan dari Filsafat Dogmatis. Namun demikian Filsafat Kritis Kant adalah merupakan periode kedua pemikiran Kant. Periode pertama, Pra-Kritis dan periode kedua adalah zaman Kritis. Pada zaman Pra-Kritis, Kant menganut pendirian rasionalitas yang dilancarkan oleh Wolff dan kawan-kawannya. Pemikiran David Hume (1711-1776) sangat berpengaruh pada Kant, hingga lambat laun Kant meninggalkan Rasionalismenya. Bahkan Kant menyebut Hume-lah yang membangunkan dia dari tidur dogmatisnya. Setelah itu, Kant mulai mengubah pandangan filsafatnya menjadi pandangan yang bersifat kritis. Hume sendiri adalah seorang penganut Empirisme yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia bukan rasio, melainkan pengalaman (empiri), tepatnya pengalaman yang berasal dari pengenalan inderawi.
Filsafat Kant merupakan sintesa dari rasionaliem dan empirisisme. Kritisisme adalah filsafat adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Para filsuf terdahulu yang tergolong dalam dogmatisme sebelumnya meyakini kemampuan rasio tanpa penyelidikan terlbih dulu. Kant menyelidiki unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari rasio (sudah ada terlebih dulu tanpa dibantu oleh pengalaman) dan mana yang murni berasal dari empiri.
            Tiga karya utama yang menjadi tempat Kant mengungkapkan pandangan filsafatnya, yaitu : Kritik der reinen Vernunft (1781) atau ”Kritik atas Rasio Murni”, Kritik der pratischen Vernunft (1788) atau ”Kritik atas Rasio Praktis”, dan Kritik der Urteilskraft (1790) atau ”Kritik atas Daya Pertimbangan”. Rasio murni akan melahirkanilmu pengetahuian dan rasio praktis melahirkan etika, sedangkan daya pertimbangan melahirkan kesenian. Bagi Kant, titik berat dari Kritisismenya ada pada kritik yang pertama, yakni pada rasio yang murni.
b.      Pengertian paham Universalisme
Dalam bahasa Latin ditemukan kata universum yang berarti "alam semestadunia".Dari kata itu, dibentuk kata sifatnya, yaitu "universalis", yang artinya umum, mencakup semua, menyeluruh. Dalam bahasa Inggris, kata Latin universalis menjadi universal. Kata ini dapat berarti konsep umum yang dapat diterapkan pada sisi mana pun. Dari kata universalis dan universal itulah istilah universalisme berasal. Jadi Universalisme adalah paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus. Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah. Bahasa Yunani mengenal istilah ini dengan apokatastasis. Kata ini umumnya dipakai pada masa patristik.] Kata ini juga memiliki keterkaitan dengan kata Yunanikatholikos, yang berarti universalisme  Istilah ini pertama kali muncul di Inggris sekitar abadke-17, diEropa dan di Amerika sekitar abad ke-18.
Origen dilahirkan pada tahun 185 A.D. di tengah-tengah
keluarga Kristen yang mengasihi Tuhan di Aleksandria. Pada tahun 202
A.D. ayahnya yang bernama Leonides ditangkap dan diminta untuk
menyangkali Tuhan yang dipercayai, tetapi ditolak dengan tegas,
sehingga pengadilan menjatuhkan hukuman mati. Origen dengan perasaan
sedih menulis surat kepada ayahnya agar tabah dan tetap setia kepada
Tuhan. Menurut cerita, Origen juga mau mati syahid bagi Tuhan dengan
menyerahkan diri, tetapi ibunya berusaha menahan dengan
menyembunyikan pakaiannya, sehingga Origen tidak jadi mati syahid
bagi Tuhan.
Ia adalah seorang cendikiawan Kristen yang sangat disegani.
Di bawah asuhan beberapa filsuf kafir yang terkenal, sehingga ia
menjadi seorang yang sepenuhnya menguasai filsafat Yunani. Dan
diisukan juga bahwa Origen pernah menimba ilmu dari filsuf Ammonius
Sakkas yang terkenal sebagai pendiri Neo-Platonisme. Pada usia yang
relatif muda, yaitu 18 tahun, ia telah menjadi kepala di sebuah
Sekolah Alkitab. Karya tulisnya sangat banyak dan diduga mencapai
enam-ribuan buah, tapi sayang banyak yang sudah musnah. Di antara
karyanya yang paling terkenal adalah "Hexapla" yang berisi enam buku
penafsiran; "First Principles" (pengantar ke dalam Teologi
Sistematika) dan "Against Celsus" (Buku Apologetika Kristen). Origen
menuntut kehidupan yang saleh dan sederhana, menjauhi diri dari
minuman keras, hawa nafsu, sering mengekang diri, berpuasa dan tidur
di atas dipan tanpa alas. Menurut cerita bahwa pengabdiannya menuntut
kehidupan saleh dan sederhana begitu menyeluruh dan konsekwen. Pola
hidup yang saleh dan sederhana ini, menyebabkan ia sangat dihormati
dan dikagumi.
B.     Permasalahan
1.      Dari negara mana, kapan dan mengapa paham Dogmatisme dan Universalisme itu muncul an faktor-faktor apasaja yang mendorong atau yang melatarbelakanginya?
2.      Siapa sajakah tokoh pendukung dalam pemikiran paham Dogmatisme dengan Universalisme?
3.      Apa tujuan dan harapan, keinginan dari tokoh paham Dogmatisme dan Universalisme?
4.      Bagaimana dampak dan pengaruh denagn paham Dogmatisme dan Universalisme, serta negara-negara yang menganut paham tersebut dan adakah pengaruh paham itu dengan masa sekarang ini dan bagaiman terhadap Indonesia sendiri?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Paham Dogmatisme Dan factor-faktor munculnya paham Dogmatisme
            Paham dogmatisme berkembang pada zaman abad pertengahan. Semboyan yang dipakai pada masa ini adalah ‘ancilla theologia’ (abdi agama), sehingga semua aktifitas ilmiah selalu berkaitan dengan aktifitas agama. Paham ini menerima kebenaran-kebenaran asasi agama dan dasar Ilmu Pengetahuan begitu saja, tanpa mempertanggung jawabkannya secara kritis. Sifat dogmatis dalam agama menimbulkan jika, pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan tertentu, sehingga menganggap bahwa pernyataan (ayat) yang ada di dalam kitab suci mengandung nilai kebenaran yang sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya. Kandungan dari ayat kitab suci ini tidak dapat di ubah dan sifatnya absolut. Namun implikasi dari makna kitab suci tersebut dapat berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan waktu.
            Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Aliran seperti ini bertolak dengan filsafat Yunani Kuno, namun filsafat Yunani Kuno juga memperkuat pendapat tersebut. Menurut filsafat Yunani Kuno yang bertolak dari pendapat tersebut adalah, bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal (rasional). Sebaliknya, pendapat filsafat Yunani Kuno yang memperkuat pendapat dari paham dogma tersebut adalah, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan pula. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati, oleh karenanya kal dapat di bantu oleh wahyu. Bagi aliran dogmatisme, wahyu merupakan sebagai salah satu sumber pengetahuan. Keyakinan terhadap wahyu adalah berupa peraturan-peraturan atas agama.
Dalam filsafat, dogmatisme awalnya menentang sikap skeptis atau skeptisisme (bernama setelah Pyrrho dari Elis, orang skeptis pertama Yunani besar, ~ 365 - ~ 275). Dalam pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.), Dogmatisme berarti setiap doktrin bahwa adalah mungkin untuk mencapai kepastian, skeptisisme adalah, sebaliknya, untuk menyatakan bahwa pikiran manusia, meskipun ambisinya spekulatif tidak memiliki cara untuk mencapai kebenaran umum, acara, dan harus, karena itu, menahan diri dari menyatakan, tidak menyangkal, mungkin berlindung di sebuah, hati-hati pendiam, dan meninggalkan segala sesuatu pertimbangan dalam penundaan. Dogmatisme kemudian keberatan dengan kritik, atau lebih tepatnya, sejak Kant (1724-1804), yang "kritis" filsafat dikatakan melawan dogmatisme: ". Tidur dogmatis" mereka untuk menggantikan kebangkitan kritis Filosofi penting mendefinisikan dirinya sebagai pemeriksaan pendahuluan tentang bagaimana kita tahu, ketimbang memperhitungkan obyek segera diketahui, dan dia disebut dogmatis (dalam arti merendahkan) berpura-pura untuk meletakkan prinsip-prinsip atau untuk mengekstrak pengetahuan tanpa bertanya terlebih dahulu pada hak untuk mengklaim, pada kondisi-kondisi kemungkinan dan keterbatasan latihan.
Latar belakang munculnya paham Universalisme adalah Sikap manusia yang satu terhadap manusia yang lain bermacam-macam. Ada yang indiferentistis alias acuh tak acuh. Ada yang diskriminatif, membeda-bedakan orang atas dasar status dan jabatan sosial, kekayaan, warna kulit, ras, dan agama. Ada yang partikularistis, memandang diri istimewa, khusus, dibanding dengan manusia lain, cenderung superioristis, menganggap diri lebih tinggi dari manusia lain. Namun demikian, ada juga yang universalistis, memandang semua orang sama martabat dan kedudukannya. Dari sinilah lahir paham universalistis, universalisme.
            Universalisme adalah ide pendapat yang universal. Ada beberapa jenis universalisme: agama, politik, filsafat
Ø   Dalam agama
Ø  Dalam politik
Ø  Dalam Filsafat
1.      Dalam agama
            The universalisme agama adalah gagasan bahwa beberapa agama memiliki panggilan universal.
            Banyak yang percaya ini adalah nama dari visi ini bahwa gereja-gereja Kristen telah mengirim misionaris di seluruh dunia untuk mengkonversi orang. Katolik Istilah berasal dari Yunani dan sebenarnya berarti "universal."
            Kristen Universalisme adalah doktrin bahwa semua manusia (tanpa memandang agama mereka) akan diselamatkan. Dia dianut oleh Gereja Universalis Amerika (1793-1961).
2.      Dalam politik
ü  Universalisme kelembagaan menganggap bahwa semua orang harus terwakili dalam menjalankan urusan dunia (globalisasi demokratis).
ü  Ajaran Universalisme Republik asal Perancis, yang menggambarkan republik sebagai salah satu dan tak terpisahkan dan bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama, mengusulkan modelnya sebagai yang ideal universal.
3.      Dalam filsafat
ü  Universalisme dalam filsafat adalah gagasan bahwa ada yang universal dan kebenaran yang akan mengatur hubungan antara manusia dibentuk oleh akal manusia.
ü  The universalisme moral (dalam) (juga disebut objektivitas moral atau moralitas universal) adalah meta-etika bahwa beberapa sistem etika, atau etika universal, berlaku universal, artinya untuk "semua individu dalam situasi yang sama," tanpa memandang budaya, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, seksualitas, atau karakteristik yang membedakan lainnya.

2.2  Para Tokoh dalam paham Dogmatisme dan Universalisme
            Tokoh dalam paham Dogmatisme diantaranya  Immanuel Kant dikenal sebagai tokoh Filsafat Kritis lawan dari Filsafat Dogmatis. Pemikiran David Hume (1711-1776) sangat berpengaruh pada Kant. Pyrrho dari Elis, orang skeptis pertama Yunani besar,  365 - 275). Dalam pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.),
            Tokoh dalam paham Universalisme adalah Origen (185-254).

2.3  Tujuan dan Cita-cita dari para Tokoh paham Dogmatisme dan Universalisme
            Filsafat kant bermaksud membed-bedakan antarapengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersiifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan—kemampuan rasio secar obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk member tempat kepada iman dan kepercayaan.Menurut kant, pemikiran telah mencapai arahnya yang pasti didalam ilmu pengetahuan pasti- alam,seperti yang telah disusun oleh newton. Ilmu pengetahuan pasti-alam itu telah mengajarkan kita,bahwa perlu sekali kita terlebih dahulu secar akritis meneliti pengenalan.pertanyaannya kenapa Immanuel Kant menyatakan filsafatnya kritisisme, Karena kant menggabungkan kedua faham yang bersebrangan, yaitu rasionalisme eropa yangteoritis, a priori, sesuai rasio, dan terinspirasi oleh plato, serta empirisme inggris yang berpijak.
            Para tokoh dari Paham Universalisme mempunyai tujuan Pada abad kesembilan belas dan keduapuluh, yaitu setelah manusia dilanda kepahit-getiran karena mengalami duakali perang dunia; kepahitan getiran penjajahan; bangkitnya kembali agama-agama kuno dan merosotnya kebudayaan barat dan agama Kristen; kecenderungan "kebebasan" berpikir; sehingga membangkitkan jiwa nasionalis, sukuisme, solidaritas dan kerinduan pada kasih dan perhatian. Hal-hal ini memberi angin segar dan keuntungan bagi bagkitnya paham Universalisme. Karena paham Universalisme yang menggembar-nggemborkan tentang kasih Allah, sangat cocok dengan kebutuhan orang-orang yang baru saja mengalami kepahit-getirnya akibat perang, penjajahan dan lain-lain; maka tidak heran, dalam waktu yang relatif singkat, banyak sekali penganutnya .
2.4 Dampak dari paham Dogmatisme dan Universalisme
ü  Dampak dari paham Universalisme
A.    Dengan kemudahan sangat mendapatkan keselamatan, tanpa pertobatan percaya, dilahirkan baru, memperoleh hidup baru dari Yesus Kristus;
dengan jaminan pasti tentang keselamatan dikemudian hari akan
mendorong manusia untuk meremehkan tanggung-jawab mereka, khususnya
di bidang moral. Dalam hal ini Dr. John Pao mengatakan, "Bahaya
ajaran Universalisme adalah menghilangkan daya kontrol dalam
kehidupan manusia. Jika semuanya pada suatu kali diselamatkan,
kehidupan sekarang tidak menentukan kehidupan kelak, maka manusia
bisa bertindak semau gue selama di dunia ini. Jika manusia tidak usah
lagi mempertanggungjawabkan tindakan selama di dunia di akhirat
nanti, maka manusia akan kehilangan daya dan motivasi untuk menjauhi
kejahatan dan mencintai kebenaran (John Pao, EQUIPPED WITH TRUTH,
hal. 53). Dr. Arthur M. Climenhaga menyebutkan juga bahwa umat
Kristen atau pendeta yang menerima paham ini, bukan saja akan menolak
iman kepercayaan Kristen, antara lain tentang Allah Tritunggal dan
otoritas Alkitab, dan juga menurunkan standard moral mereka ketitik
yang terendah (Harold Lindsell, THE CHURCH'S WORLDWIDE MISSION, hal.
73).
B.     Paham Universalisme menaburkan benih keragu-raguan orang terhadap
Firman Allah. Jika dikatakan orang di luar Kristus bisa diselamatkan,
lalu bagaimana dengan perkataan Yesus Kristus yang
mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.
14:6); dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis.
4:12). Dengan demikian, bukankah paham ini menjadikan kata-kata Tuhan
Yesus dan Alktitab sebagai bualan saja? Dengan demikian pula,
bukankah paham ini secara langsung atau tidak langsung menumbangkan
otoritas Alkitab sebagai firman Allah?

C.     Menurut Dr. Arthur M. Climenhaga bahwa paham Universalisme ini
akan membawa manusia pada suatu kali kepada sinkretisme (ibid. hal
81). Pernyataan ini bukan tanpa dasar, karena menyamakan semua agama
di dunia, maka akan timbul anggapan semua ini dapat disatukan, dengan
cara mencari persamaannya dengan menghilangkan perbedaannya.

D. Paham ini akan menutup kemungkinan kesempatan manusia untuk
bertobat. Dengan kata lain, paham ini akan mencelakakan banyak orang.
Bukankah firman Tuhan mengatakan, "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia
tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di
bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah"
(Yoh. 3:18); "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang
kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh.
3:36)?

D.    Paham ini akan melemahkan semangat anak-anak Tuhan dalam
penginjilan. Jika semua orang diselamatkan, untuk apalagi kita
mengabarkan Injil? Dr. John Pao mengatakan, "Jika demikian, untuk apa
kita mengirim misionaris ke luar negeri? Untuk apa kita
mempersembahkan diri untuk mengabarkan Injil? Untuk apa kita
mendukung pekerjaan Gereja? Untuk apa kita berdoa bagi jiwa-jiwa yang
belum mengenal Tuhan? Untuk apa?...untuk apa... (John Pao, EQUIPPED
WITH TRUTH, hal. 53).

ü  Dampak dari pahan Dogmatisme
Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Aliran seperti ini bertolak dengan filsafat Yunani Kuno, namun filsafat Yunani Kuno juga memperkuat pendapat tersebut. Menurut filsafat Yunani Kuno yang bertolak dari pendapat tersebut adalah, bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal (rasional). Sebaliknya, pendapat filsafat Yunani Kuno yang memperkuat pendapat dari paham dogma tersebut adalah, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan pula. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati, oleh karenanya kal dapat di bantu oleh wahyu. Bagi aliran dogmatisme, wahyu merupakan sebagai salah satu sumber pengetahuan. Keyakinan terhadap wahyu adalah berupa peraturan-peraturan atas agama.






BAB III
KESIMPULAN
Pengertian paham Dogmatisme adalah filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada pengertian Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki pengertian tentang hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya tuhan atau salah satu aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada akal manusia.
Univerrsalisme adalah paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus.Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah.
            Universalisme adalah ide pendapat yang universal. Ada beberapa jenis universalisme: agama, politik, filsafat.
            Tokoh dalam paham Dogmatisme diantaranya  Immanuel Kant dikenal sebagai tokoh Filsafat Kritis lawan dari Filsafat Dogmatis. Pemikiran David Hume (1711-1776) sangat berpengaruh pada Kant. Pyrrho dari Elis, orang skeptis pertama Yunani besar,  365 - 275). Dalam pengertian ini, dibuktikan oleh Diogenes Laertius (abad ketiga.), Tokoh dalam paham Universalisme adalah Origen (185-254).
            Tujuan dari paham Dogmatisme adalah Filsafat kant bermaksud membed-bedakan antarapengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersiifat sementara . bangkitnya kembali agama-agama kuno dan merosotnya kebudayaan barat dan agama Kristen; kecenderungan "kebebasan" berpikir; sehingga membangkitkan jiwa nasionalis, sukuisme, solidaritas dan kerinduan pada kasih dan perhatian.
            Bahaya ajaran Universalisme adalah menghilangkan daya kontrol dalam
kehidupan manusia.
Dampak dari paham Dogmatisme adalah Pemikiran dogma memiliki kepercayaan yang besar mengenai keagamaan, seperti contoh dogma menurut agama kristen bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati.















DAFTAR ISTILAH
Dogma                                    : Pokok ajaran kepercyaan yanh harus diterima kebenarannya        dan diamalkan
Dogmatisme                           : Filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada                                                                                                pengertian Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki pengertian tentang hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya atau tidak mengakuinya adanya tuhan atau salah satu aliran filsafat yang tidak terbatas kepercayaanya kepada akal manusia.
Identik                                                : Tidak berbeda sedikit pun
Filosofi                                    : Filsafat
Rasional                                  : Pemikiran menurut akal sehat, akal budi, nalar
Monade                                    : konsep metafisika dan teologi bahwa hanya ada satu       substansi dalam alam.
Subtansi                                  : Watak yg sebenarnya dr sesuatu; isi; pokok; inti
Kritisme                                  : Proses penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat.
Otoritatif                                 : Menjalakan pemerintahan dengan kekuasaan sendiri
Filsafat                                        : Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi berkenaan tentang hakekat
Universalisme                              : Paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus.Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah
Indiferentistis                          : Acuh tak acuh
Nasionalis                                : Cinta Nusa Bangsa
Sukuisme                                 : Paham atau praktik yg mementingkan suku bangsa sendiri
Solidaritas                                 : Kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama.
Otoriter                                   : Politik yang ditandai dengan pemusatan kekuatan politik di tangan sekelompok kecil elit yang tidak memberikan pertanggung-jawaban kepada masyarakat secara institusional.
Skeptisme                                : Ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
Cendikiawan                           : Orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan
Kafir                                        : Orang yang tidak mengakui adanya Tuhan
Kritis                                       : Kemampuan untuk menyerap berbagai argument kemudian mengelolahnya menjadi pendapat kritis untuk mencapai tingkat kesepakatan demi kebersamaan dan menggunakan alas an yang mendasar dan realities
















DAFTAR PUSTAKA

Romein. 1956. Area Eropa, Peradaban Eropa, Bandung, Jkkarta, Amsterdam: Sanaco N.V
Diakses pada tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib
Diakses pada tanggal 09 April 2012 Pukul 20.30 Wib