DISUSUN OLEH
Lia
Ardaleni 352010023
Prodi Pendidikan Sejarah
Semester/Kelas IV/A
Mata
Kuliah PerkembanganIslam Di Indonesia
Dosen
Pembimbing : Apriana M.Hum
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS
MUHAMMMADIYAH PALEMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Kehidupan
bangsa Arab sebelum diutusnya Rasulullah berada dalam kekacauan yang luar
biasa. Mereka menyekutukan Allah, banyak berbuat maksiat, tidak memiliki norma,
percaya kepada khurafat, dan berbagai bentuk kebobrokan moral lain.
Permulaan zaman Jahiliyah tidak ditentukan permulaannya.
Tidak dicatatkan dalam mana-mana rekod bertulis mahupun bukti artifak yang
menunjukkan bila zaman Jahiliyah bermula. Hanya al-Qur'an menyatakan zaman tersebut adalah sebelum Islam yaitu zaman
sebelum turunnya Al-Quran. Namun, maksud ayat-ayat Al-Quran menunjukkan zaman
tersebut adalah seperti berikut:
- Zaman tidak mempunyai nabi dan kitab suci.
- Tidak mempunyai peradaban dan ketamadunan.
- Masyarakat tidak berakhlak, angkuh dan bongkak.
- Masyarakatnya jahil dan tidak boleh membaca dan menulis
Untuk lebih memahami lagi kami akan membahas Pada Pembahasan
yaitu Arab Pra-Islam.
1.2
Rumusan Masalah
1. Siapakah Orang Arab itu?
2. Bagaimana Keadaan Arab Pra-
Islam?
2.2.1
Segi Sosial Budaya Arab?
2.2.2
Ekonomi dan Perdagangan?
2.2.3
Politik dan Pemerintahan?
2.2.4
Agama dan Kepercayaan?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Asal Usul dari Bnagsa
Arab itu sendiri
2. Untuk Mengetahui Keadaan Arab
Pra-Islam
2.2.1 Untuk Mengetahui Segi Sosial
Budaya Arab
2.2.2
Untuk Mengetahui Ekonomi dan Perdagangan
2.2.3
Untuk Mengetahui Politik dan Pemerintahan
2.2.4
Untuk Mengetahui Agama dan Kepercayaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul Bangsa Arab
Secara Etimologis kata Arab berasal
dari kata ‘Araba artinya yang berani bergoyang atau mudah berguncang. Bangsa Arab
maupun Israel termasuk dalam rumpun bangsa Semit atau Samyah. Nabi Ibrahim
dianggap sebagai cikal bakal dari rumpun bangsa itu yang diduga berasal dari
Babilonia.
Secara
fisik bnagsa Arab tidak menunjukkan bentuk yang tunggal, karen aterdapat
variasi yang berkaiatan dengan lokasi.. DiArab Utar fisik mereka mirip dengan
orang Eropa, yang memiliki rambut agak kemerah-merahan, agak bergelombang, dan
warna kulit agak cerah. Di Arab Tengah fisik mereka agak tambun, warna kulit
cerah, rambut bergelombang dengna warn ahitam. Sedangklan Arab Selatan memilki
bentuk hidung mancung dan melengkung, bagai patuk burung elang. Bentuk pipi menonjol,
mata tajam agak terlindung tulang dahi. Rambut hitam dan bergelombang dengan
warn kulit agak kelam.
Perkembangan
bangsa Arab terbagi kepada dua kelompok besar, yaitu:
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka telah terhenti bersama dengan punahnya mereka dipermukaan bumi, seperti bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan yang umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan nabi Ismail as.
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang terlapas dari nilai-nilai ajaran Agama, wlaupun masyarakatnya menganut agama.
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka telah terhenti bersama dengan punahnya mereka dipermukaan bumi, seperti bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan yang umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan nabi Ismail as.
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang terlapas dari nilai-nilai ajaran Agama, wlaupun masyarakatnya menganut agama.
2.2 Arab Pra-Islam
2.2.1 Segi Sosial Budaya Arab
Sistem
sosial masarakat Arab mengikuti garis bapak (patrilinial) dalam memperhitungkan
keturunan, sehingga setiap nama anak dibelakangnya selalu disebutkan nama
bapak. Bahkan secara beruntun nama bapak-bapak mereka dicantumkan dibelakang nama mereka dan dikaitkan dengan
status dalam keluarga , yaitu bin yang berasal dari kata ibnu yang berarti anak
laki-laki. Bagi anak perempuan tentu
saja disebut binti, yang berarti anak perempuan. Orang-orang Arab sangat bangga
dengan rentetan nama-nama dibelakang
nama mereka. Dalam sebuah kabilah atau suku bangsa mereka terikat oleh
bapak moyang mereka yang sangat dihormati. Sekelompok orang yang berada dalam
satu garis keturunan dengan moyang yang sama biasa disebut sebagai satu
keluarga besar dengan sebutan Bani (anak keturunan), kalueangsa atau dinansti
tertentu Dalam sistem masarakat Arab yang sederhana sebuah kabilah dikepalai seoarang
ternama sebagai seorang patriarkh atau seoarang bapak utama atau perimus
interpares, dengan julukan sekh.
Masyarakat
Arab sebelum Islam adalah masyarakat feodal dan sudah mengenal sistem
perbudakan. Sistem kekerabatanya adalah sistemk partilinial
(Patriarchat-agnatic), yaitu hubungan kekerabatan yang berdasarkan garis
keturunan bapak. Wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam masyarakat.
Bahkan tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa
malu dan hina mereka kuburkan hidup-hidup, seperti yang dinyatakan dalam ayat
Al-qur'an surat An-Nahal Ayat 58-59; artinya : dan apabila salah seorang
diantara mereka dikabarkan dengan kelahiran anak perempuan, lalu merah pada
mukanya, sedang ia berduka cita. Ia menyembunyikan diri dari kaumnya, karena
kejelekan berita tersebut, apakah anak perempuan tersebut terus dipelihara
dengan menanggung hina atau dikubur hidup-hidup kedalam tanah. Ketahuilah amat
kejam hukuman yang mereka lakukan.
Dengan demikian, akhlak masyarakat telah merosot sekali, sehingga sering berlaku hukum rimba; siapa yang perkasa ialah yang berkuasa, siapa yang bodoh diperas oleh yang pandai, siapa yang miskin dihisap oleh yang kaya. Masa inilah yang disebut dengan masa Jahiliya.
Dengan demikian, akhlak masyarakat telah merosot sekali, sehingga sering berlaku hukum rimba; siapa yang perkasa ialah yang berkuasa, siapa yang bodoh diperas oleh yang pandai, siapa yang miskin dihisap oleh yang kaya. Masa inilah yang disebut dengan masa Jahiliya.
Jahiliyah
(bahasa
Arab:
جاهلية, jahiliyyah) adalah konsep dalam agama Islam
yang berarti "ketidaktahuan akan petunjuk ilahi" atau "kondisi
ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan" atau masa kebodohan (Qutb, Sayyid (1981). Milestones. The
Mother Mosque Foundation. p.11, 19) Keadaan
tersebut merujuk pada situasi bangsa Arab sendiri, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam
sebelum diturunkannya al-Qur'an. Pengertian khusus kata jahiliyah ialah keadaan
seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan al-Qur'an.
2.2.2 Ekonomi dan Perdagangan
Terikat
oleh keadaan geografis alam yang tandus kering dan gersang, maka pada umumnya
kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari kegiatan perdagangan dan
peternakan terkenalah beberapa kota di Hijaaz sebagai pusat perdagangan,
seperti Mekkah, madinah, yaman dan lain-lainya,dikota Mekah sekali setahun
diadakan keramaian yang ramai dikunjungi orang sekitarnya, sehingg dengan demikian
Mekkah tumbuh menjadi kota dagang antar suku bangsa yang terdapat di sekitar
Jazirah Arab samping itu, penduduk yang tinggal dipedesaan umumnya hidup dengan
beternak kambing, biri-biri, unta. Ternak ini sekaligus merupakan bahan makanan
bagi mereka. Hewan ternak ini mereka gembalakan dengan jumlahnya amat sedikit
dan terbatas diJazirah Arab justru itu kehidupan para pternak selalu
berpindah-pindah, sesuai dengan lahan tempat mereka perselisihan atau
peperangan antar suku dengan yang lain disebabkan ternak. Disebabkan antar oleh
karena memperebutkan lahan yang memiliki padang rumput dan air, demi
mempetahankan kehidupan.
2.2.3 Politik dan Pemerintahan
Bangsa
Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing, bahkan tidak pernah
tercipta kesatuan politik di seluruh jazirah Arab. Kerjaan –kerajaan kecil yang
terdapat di Jazirah Arab bahagian selatan umumnya berdaulat atas wilyah mereka
yang sepit dan sebatas masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup
berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku diperintah oleh seorang Syaikh,
yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah
tersebut. Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh
bagi semua suku Arab, bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas kepentingan
bersama, tanpa ada kepentingan bersama, sukar tercipta hubungan kerjasama antar
suku atau antar kerjaan-kerajaan kecil yang terdapat di sekitar Jazirah Arab,
seperti kerajaan Mu'in Himyar, Saba' Hirrah, gassan dan lain-lainya.
Kota
Mekkah diperintah oleh suku quraisy, yang berasal dari keturunan qusai bin
Kilab. Oleh karena itu mereka disegasni dan dihormati oleh suku-suku Arab
lainnya. Semenjak masa qusai bin Kilab, pelaksanaan pemerintahan kota Mekkah
berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada masa Abd. Al-Dar, salah seorang anak
Qusai bin Kilab, telah mulai timbul perselisihan antar anak Abd. Al-Dar dengan
anak saudaranya Abd. Al-manaf. Perselisihan ini umumnya disebabkan oleh kota
mekkah. Perslisihan ini berlanjut sampai dengan kelahiran Nabi Muhammada
SAW.,walaupun dalam intensitas yang berbeda.
2.2.4 AGAMA
DAN KEPERCAYAAN
Sebelu Islam lahir dan
dikembangkan dikawasan Padang Pasir Nejed yang melengkupi Mekah dan Madinah
disan atelah berkembang agama Yahudi maupun Nasrani. Namun orang-orang Pribumi
masih banyak memeluk keyakinan peyembahan brahala, yang terutama dipeluk oleh
orang-orang Arab dari kabilah Quraisy di Mekah.
Mayoritas
bangsa Arab sebelum Islam menganut kepercayaan yang menyembah berhala atau
patung atau benda-benda lain yang dianggap mempunyai kekuatan gaib, seperti
batu, pohon kayu, binatang dan sebagainya. Oleh karena itu, dikalangan mereka
terdapat beberapa nama tuhan yang disembah seperti Uzza, Mana, Lata dan Hubal.
Hubal adalah tuhan orang-orang keturunan suku Quraisy. Berhala ini berbentuk
manusia. Ada sekitar 360 buah patung di sekitar Ka'bah yang disembah oleh
orang-orang Arab sebelum Islam.
Terdapat pelbagai agama dan kepercayaan di Semenanjung Tanah
Arab termasuklah Majusi, Nasrani, Yahudi dan Hanif, Berhala, Animisme dan Tahyul.
Kepelbagaian ini berlaku kerana adanya pengaruh asing disamping menaruh harapan
yang tinggi terhadap alam sekitar yang dipercayaan dapat mengawai dan membantu
kehidupan seharian.
Kepercayaan Majusi disebarkan oleh orang Parsi yang menjajah
Bahrain, Oman dan Yaman. Masyarakat Arab di kawasan ini turut memuja api
sebagaimana diamalkan oleh Masyarakat Parsi.
Agama Nasrani disebarkan oleh orang-orang Rom yang menjajah
Hirah dan Ghassan di utara Semenanjung Tanah Arab, mereka mempunyai kitab suci
tetapi ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa a.s telah dipinda berdasarkan kefahaman
mereka sendiri. Najran merupakan pusat agama ini.
Agama Yahudi disebarkan oleh saudagar-saudagar yang berasal
dari Palestine. Penganut asal agama ini ialah Bani Israeil. Mereka mempunyai
kitab suci tetapi ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa telah dipinda oleh
orang-orang Yahudi. Mereka membohongi masyarakat Arab, dengan menyatakan agama
mereka benar daripada Allah s.w.t. Agama Yahudi bertapak di Yaman dan
Madinah.
Disamping itu terdapat segelintir orang Arab yang menganut
ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s digelar Hunafa dan bertempat Makkah.
Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Ismail a.s sampai di Makkah lebih awal. Maka
ajaran Hanif mendahului ajaran Yahudi dan Nasrani di Arab.
Penganut
agama-agama dari langit iaitu Hanif, Nasrani dan Yahudi dikalangan masyarakat
Arab tidak ramai, mereka menjalani kehidupan berdasarkan ajaran yang dianuti
kecuali penganut Yahudi didapati lebih kejam terhadap penganut ajaran lain.
Kepercayaan yang paling dominan di kalangan masyarakat Arab
ialah penyembahan berhala. Penyembahan berhala mucul selepas kewafatan Nabi
Ismail a.s Masyarakat berkehendakan perantara bagi menghubungkan mereka
dengan Allah s.w.t Mereka mencipta berhala-berhala daripada kayu-kayu dan batu
dan diletakkan disekliling Kaabah. Penyembahan berhala muncul lebih awal dari
agama Nasrani dan Yahudi. Masyarakat Arab menganggap penyembahan berhala adalah
amalan nenek moyang mereka yang perlu dipertahankan.
Di samping mempercayaai berhala, masyarakat Arab percaya
kepada anamisme dan tahyul. Objek cakrawala dan objek di bumi disembah sebagai
menandakan pengharapan dan terima kasih ke atas apa yang mereka terima. Mereka
memuja tukang tilik dan percaya tanda-tanda baik dan buruk yang ditunjukan
sesuatu objek.
Disamping
agama menyembah berhala diatas terdapat pula sebahagian kecil penduduk Mekkah
dan sekitarnya yang menganut agama Hanafiyah, yaitu agama monotheisme yang
dibawa oleh nabi Ibrahim as.
BAB
III
KESIMPULAN
Asal-usul
bangsa Arab dari rumpun Bangsa Semit. Menurut Hasan Ibrahim Hasan, perkembangan
bangsa Arab terbagi kepada dua kelompok besar, yaitu:
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka telah terhenti bersama dengan punahnya mereka dipermukaan bumi, seperti bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan yang umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan nabi Ismail as.
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang terlapas dari nilai-nilai ajaran Agama, wlaupun masyarakatnya menganut agama.
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka telah terhenti bersama dengan punahnya mereka dipermukaan bumi, seperti bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan yang umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan nabi Ismail as.
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang terlapas dari nilai-nilai ajaran Agama, wlaupun masyarakatnya menganut agama.
Masyarakat
Jahiliah tidak mempunyai peraturan hidup yang jelas, sebaliknya menurut hawa
nafsu semata-mata.
DAFTAR
PUSTAKA
Su’ud Abu. 2003.
Islamologi, Sejarah Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban Umat Manusia.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
http://sejarahstpm.blogspot.com/2009/04/agama-dan-kepercayaan-masyarakat-arab.html,
Diakses pada tanggal 23 Maret 2012 jam 20.30 Wib